Kabar24.com, JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan mengungkapkan tantangan kebhinnekaan seharusnya sudah tidak menjadi masalah lagi sekarang ini.
"Masalah Kebhinnekaan, SARA, tolransi seharusnya kita sudah selesai dan bukan lagi retorika karena sudah sejak 69 tahun lalu sudah dicetuskan untuk persatuan oleh para pendiri bangsa ini," kata Zulkifli di Jakarta, Sabtu (4/4/2015).
Hal tersebut dikatakan Zulkifli saat memberikan sambutan dalam acara Malam Apresiasi Budaya 31 Tahun Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah) di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat.
Zulkifli menjelaskan sikap egois tersebut terbukti tidak bisa membuat Indonesia merdeka. "Hanya dengan bersatu kita bisa merdeka, harusnya kita sudah tamat dalam masalah itu," ujarnya.
Lebih lanjut Zulkifli mengatakan tantangan kebangsaan sesungguhnya di masa sekarang ini adalah kesiapan Indonesia dalam menyambut MEA di akhir 2015.
Dia menyoroti dua aspek yaitu kesenjangan sosial dan kesiapan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dalam menyambut pasar bebas di kawasan Asia Tenggara tersebut.
"Pertama adalah kemiskinan dengan koefisien gini ratio kita sudah mencapai 0,43 ini sudah lampu kuning jika mencapai 0,45 ini bahaya artinya jurang pemisah si kaya dan yang miskin makin lebar," ujarnya.
Koefisien gini ratio adalah sistem ukur yang rumit untuk menilai ketidakmerataan pendapatan di suatu negara yang menghasilkan dari desimal misalkan 0,1. Semakin tinggi koefisien tersebut, semakin tidak merata pendapatan masyarakat yang diteliti.
Selain kemiskinan, hal yang disoroti oleh Zulkifli lainnya adalah kesiapan SDM Indonesia sebagai kunci dari negeri yang berjuluk zamrud khatulistiwa ini dalam menghadapi MEA di akhir 2015.
"Kesiapan SDM kunci kita dalam menghadapi MEA. Di dunia ini ada berbagai negara ada yang seperti negara kita yang kaya apapun lengkap, ada di sini tapi pemimpinnya rusak namun SDA-nya kaya, ada juga negara kaya minyak seperti di jazirah Arab namun perang terus, lalu ada juga yang kecil seperti Singapura, Jepang, Korsel mereka gak punya SDA banyak tapi kaya karena SDM yang kompeten," katanya.
Intinya, kata Zulkifli, jika kekayaan alam tersebut kita tidak optimalkan tentu akan menimbukkan dampak buruk bagi bangsa Indonesia.
"Sekarang waktunya kita semua Bagaimana membangun pmrintahan baik, benahi demokrasi, jangan ribut terus seperti gubernur dan DPRD yang saling lapor, partai terpecah belah, ini semua sebetulnya tantangan kebangsaan kita dewasa ini. Semoga dengan usia ke 31 tahun Peradah bisa memberikan kontribusi nyata dan sumbangsih bagi perbaikan bangsa," ujarnya.