Bisnis.com, PADANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Barat diminta mewaspadai gejolak inflasi sepanjang April mendatang, menyusul dampak kenaikan harga BBM bersubsidi pekan lalu.
Yomin Tofri, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar menyebutkan kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp500 belum berdampak terhadap pergerakan inflasi Sumbar. Namun, dia memperkirakan dampaknya baru dirasakan sepanjang April.
“Yang perlu diwaspadai inflasi April, karena akan ada dampak jangka panjanga kenaikan BBM. Bulan Maret inflasi masih stabil,” katanya, Rabu (1/4/2015).
Data BPS Sumbar mencatatkan dua kota besar di daerah itu, Kota Padang mengalami inflasi 0,01% sedangkan Bukittinggi meneruskan catatan deflasi 0,17%.
Inflasi Kota Padang disebabkan meningkatnya harga pada enam kelompok pengeluaran. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,17%, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,07%, sandang 0,48%, dan kesehatan 1%.
Kemudian kelompok pendidikan, rekreasi dan olahrga 0,05%, dan transport, komunikasi, dan jasa keuangan 1,24%. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 1,30%.
Sementara itu di Kota Bukittinggi, laju deflasi sejak dua bulan terakhir kembali berlanjut. Sejumlah kelompok pengeluaran di daerah itu masih mencatatkan deflasi. Kelompok bahan makanan 3,17%.
Lalu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,35%, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,43%, sandang 0,02%, kesehatan 1,27%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,05%, dan transport, komunikasi dan jasa keuangan 1,02%.
Yomin mengatakan sejumlah komoditas seperti bensin, bawang merah, dan jengkol mengalami kenaikan yang berpotensi menyebabkan harga naik dalam waktu lama. Komoditas penyumbang inflasi lainnya beras dan cabai merah mengalami penurunan.
Inflasi tahunan (yoy) Kota Padang 6,52% dengan laju inflasi kalender minus 4,00%. Sedangkan inflasi Kota Bukittinggi 4,53% dengan laju inflasi kalender minus 2,90%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menuturkan target inflasi daerah tersebut tahun ini berada di kisaran 4,0% hingga 5,0%, atau tidak jauh berbeda dari target nasional 4% plus minus 1%.
“Kami lebih optimistis tahun ini. Apalagi Januari-Februari juga deflasi,” katanya.
Dia mengatakan tim pengendali inflasi daerah (TPID) Sumbar menyusun strategi kerja 4K berupa ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi ekspektasi untuk mengendalikan inflasi.