Kabar24.com, PADANG—Wakil Ketua MPR Mahyuddin membantah dirinya mengkhianati kubu Aburizal Bakrie alias Ical dengan memilih mendukung penetapan Kemenkumham yang mengesahkan kepengurusan Partai Golkar kubu Agung Laksono.
Dia mengatakan kelompok dan orang-orang yang mengatakan dirinya pengkhianat adalah seseorang yang kekanak-kanakan. “Dalam politik itu, tak ada musuh yang abadi. Realistis, semua orang pasti cari selamat,” katanya di Padang, Kamis (26/3/2015).
Mahyuddin yang sebelumnya diketahui publik bagian dari kubu Ical menyangkal jika dinilai membelot. Menurutnya, apa yang dia lakukan semata-mata menghormati keputusan pemerintah melalui Kemenkumham yang mengesahkan kepengurusan Agung.
Dia mengatakan tidak ingin terlibat dalam kisruh yang terjadi antara kepengurusan hasil Munas Bali dan Ancol. Dia menyayangkan kepengurusan hasil Munas Bali yang melibatkan kader-kader lain.
“Kader seperti saya yang sedang semangat, jangan dibawa oleh ini [kisruh pengesahan kepengurusan Golkar]. Sudah tidak sehat, realistis sajalah,” ujarnya.
Terkait rencana kubu Ical yang akan merotasi kader Golkar di DPR dan MPR, Mahyuddin menilai sesuai UU MD3 dan Tatib MPR, pimpinan MPR hanya dapat digantikan oleh tiga hal.
Pertama, jika meninggal, kedua mengundurkan diri, dan ketiga diberhentikan dari keanggotaan DPR.
“Menjadi pimpinan MPR haris melalui sidang paripurna, dipilih oleh anggota. Kita tak mau terganggu oleh hal itu. Urusan masyarakat, membangun persatuan dan kesatuan yang penting,” katanya.[]