Kabar24.com, PADANG—Bank Indonesia Provinsi Sumatra Barat memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi daerah tersebut cenderung stagnan di level 6% tahun ini, menyusul masih rendahnya investasi ke daerah itu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko mengatakan dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan ekonomi daerah tersebut relatif stagnan karena perlambatan pertumbuhan di sektor pertanian dan industri pengolahan.
“Tahun ini diperkirakan masih stagnan, tetapi lebih baik dari tahun lalu yang hanya 5,9%,” katanya, Kamis (26/3/2015).
Pertumbuhan yang stagnan, imbuhnya, disebabkan lemahnya harga komoditas CPO dan karet yang menjadi andalan ekspor utama daerah tersebut.
Disusul kemudian melambungnya inflasi akibat gejolak harga sejumlah komoditas pokok seperti cabai merah dan beras.
Data Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Sumbar triwulan IV 2014 mencatatkan perekonomian Sumbar hanya menempati posisi lima dari 10 provinsi di Sumatra.
Kontribusi PDRB Sumbar terhadap kawasan Sumatra hanya sekitar 8%, masih di bawah Sumut, Riau, Sumsel, dan Kepulauan Riau.
Puji menyebutkan di sektor investasi masih mengalami stagnasi, hal itu dapat dilihat dari masih kecilnya realisasi PMA dan PMDN Sumbar dibandingkan provinsi lain.
Ke depan, Puji mendorong pemerintah daerah meningkatkan upaya mendatangkan investasi ke daerah itu.
“Sumbar butuh investasi agar target pertumbuhan ekonomi terpenuhi,” katanya.