Bisnis.com, PADANG— Bank Indonesia mendorong Pemprov Sumatra Barat (Sumbar) mengembangkan potensi industri kemaritiman untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menyebutkan besarnya potensi laut yang luasnya mencapai 81% dari total luas wilayah Sumbar perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Potensi wilayah laut Sumbar sangat besar, dan belum tergarap optimal. Ke depan, potensi ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah,” ujarnya, Rabu (25/3/2015).
Dia mengatakan luas kawasan laut Sumbar mencapai 81% atau 186.580 kilometer persegi dari total luas wilayah. Daerah itu memiliki panjang garis pantai 1.973,2 kilometer.
Menurutnya, kawasan perairan Sumbar sangat strategis karena berada dekat kawasan fishing ground di Samudera Hindia yang memiliki produksi ikan tanpa henti sepanjang tahun.
“Potensi ikan yang besar itu belum tergarap, meski sudah ada pertumbuhan,” katanya.
Pertumbuhan
Dia menyebut pertumbuhan produksi ikan budidaya di Sumbar dalam lima tahun terakhir mengalami rata-rata pertumbuhan hingga 25%. Jenis ikan yang dibudidayakan itu adalah Kerapu, Bandeng, Lobster, Mutiara Laut, dan Rumput Laut.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan ekspor dalam lima tahun terakhir menapai 23% dengan jenis tuna, tongkol, dan cakalang. Negara tujuan ekspor yakni Jepang, China, Korea Selatan, Hong Kong, Afrika dan Timur Tengah.
Puji menuturkan potensi yang ada sudah didukung oleh keberadaan 17 pelabuhan perikanan yang ada di sejumlah daerah, Padang, Pariaman, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, Agam, dan Kepulauan Mentawai.
Keberadaan pelabuhan tersebut juga didukung pelabuhan utama Teluk Bayur dengan kapasitas arus barang mencapai 300.000 teus per tahun. Saat ini, rata-rata arus barang di pelabuhan tersebut dalam lima tahun terakhir berkisar 57.000 teus per tahun.
“Dengan potensi besar ini, seharusnya nelayan hidup sejahtera. Sumbar juga mestinya menjadi pintu utama ekspor di wilayah barat,” katanya.