Bisnis.com, MEXICO - Pemecatan seorang wartawan radio Meksiko, yang laporannya tentang skandal rumah mewah istri presiden, Minggu (15/3/2015), memicu kemarahan di kalangan rekan kerja, yang menyebut pemecatan itu sebagai penghinaan terhadap kebebasan berbicara.
Carmen Aristegui secara terbuka memprotes perusahaannya, MVS Radio, dalam beberapa hari belakangan setelah dua wartawan investigasinya dipecat perusahaan tersebut.
Dia mengeluhkan penghentian dalam siaran langsung, Jumat (13/3/2015), dan menuntut rekan-rekannya dipekerjakan kembali serta mengkritik tentang penguasa otoriter di negeri itu.
MVS beralasan kedua wartawan itu telah dipecat karena menggunakan nama perusahaan tanpa izin dalam partisipasi mereka dalam MexicoLeaks, sebuah laman yang dibuat oleh kelompok sipil dan media lainnya untuk menerima bocoran dokumen yang menunjukkan tindakan korupsi.
Tim investigasi Aristegui mengungkapkan tahun lalu bahwa istri Presiden Enrique Pena Nieto, mantan bintang sinetron Angelica Rivera, telah membeli sebuah rumah mewah di Mexico City dari kontraktor pemerintah.
Cerita itu memicu dugaan benturan kepentingan, yang presiden bantah, tetapi telah menambah masalah bagi Pena Nieto yang saat itu menghadapi protes atas dugaan pembantaian 43 mahasiswa yang hilang.
Juru bicara Pena Nieto tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar tentang pemecatan Aristegui itu.
Pendukungnya menyuarakan ketidakpuasan mereka di media sosial, dengan hashtag #InDefenseOfAristegui2 (#EndefensadeAristegui2) yang menjadi topik terhangat di Twitter di Meksiko.
"Carmen Aristegui adalah suara penting dalam kehidupan masyarakat kami. Kepergiannya dari MVS merupakan kerugian serius dari kebebasan berbicara di Meksiko," kata sejarahwan terkemuka Enrique Krauze di Twitter.
Laman stasiun radio itu sempat diretas pada Sabtu, dengan pesan meminta maaf atas pemecatan Aristegui dan dua wartawannya.
Jurnalis Meksiko Pengungkap Rumah Mewah Istri Presiden Dipecat
Pemecatan seorang wartawan radio Meksiko, yang laporannya tentang rumah mewah ibu negara memicu skandal, Minggu (15/3/2015), memicu kemarahan di kalangan pendukungnya, yang menyebut pemecatan itu sebagai penghinaan terhadap kebebasan berbicara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
4 jam yang lalu
Historia Bisnis: Upaya Grup Djarum Jaga Dominasi di BCA
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu