Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NU: ISIS Kelompok Radikal Islam Paling Kejam

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menganggap bahwa kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sangat kejam.
Ketua Umum Pengurus Besar NU Said Aqil Siradj menjawab pertanyaan wartawan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/2). PBNU melaporkan serta mengundang Presiden Joko Widodo dalam kegiatan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang akan dilaksanakan pada Agustus 2015 di Pesantren Tebu Ireng, Tampak Beras, Denanyar, serta Tejoso, dengan mengangkat tema Islam moderat berbudaya dan beradab./Antara
Ketua Umum Pengurus Besar NU Said Aqil Siradj menjawab pertanyaan wartawan seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/2). PBNU melaporkan serta mengundang Presiden Joko Widodo dalam kegiatan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang akan dilaksanakan pada Agustus 2015 di Pesantren Tebu Ireng, Tampak Beras, Denanyar, serta Tejoso, dengan mengangkat tema Islam moderat berbudaya dan beradab./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menganggap bahwa kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sangat kejam.

“Mereka lebih kejam daripada kelompok radikal manapun,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj seusai menghadiri Launching Sukses Muktamar ke-33 NU di halaman kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Sabtu (14/3/2015).

Menurut Said, jika sekitar 514 warga Indonesia yang diduga bergabung dengan ISIS kembali ke Indonesia, mereka akan lebih sadis jika dibandingkan dengan teroris Bom Bali. “Itu akan menjadi ‘penyakit’ yang sangat berbahaya jika pulang ke Jawa Timur atau ke daerah lainnya,” ujar Said.

NU, kata Said, sangat menentang radikalisme maupun terorisme. Oleh karena itu, NU akan selalu mengajak masyarakat Indonesia yang beragama Islam untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang ramah dan antikekerasan. Selain itu, Said mengimbau kepada semua pihak menjadikan aksi terorisme sebagai musuh bersama yang harus dihalangkan.

Pada Kamis lalu, pemerintah Turki menangkap 16 WNI di perbatasan Turki-Suriah. Mereka terdiri atas seorang pria dewasa, empat perempuan, dan anak-anak. 

Sebelumnya, 16 WNI lainnya ‘hilang’ di Turki saat mengadakan tur dari biro travel Smailing Tour. Rombongan tersebut berjumlah 25 orang dan berangkat pada 24 Februari 2015 dari Jakarta. Mereka terbang ke Turki dengan pesawat Turkish Airlines TK 67.

Setibanya di Bandara Turkish International Ataturk, Istanbul, mereka menyampaikan kepada pimpinan rombongan bahwa mereka akan berpisah dari rombongan. Mereka berjanji kembali bergabung pada 26 Februari 2015 di Kota Pamukkale, Turki.

Ditunggu hingga tanggal yang dijanjikan, ke-16 peserta tur itu menolak untuk kembali bergabung dengan rombongan tur. Rombongan ini dijadwalkan pulang pada 4 Maret 2015 pukul 00.40 menggunakan Turkish Airlines TK 66.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper