Bisnis.com, NEW DELHI - Setelah beberapa bulan terakhir sempat mengalami deadlock di tingkat parlemen, agenda reformasi Perdana Menteri Narendra Modi berupa peningkatan kepemilikan asing di sektor asuransi akhirnya disetujui anggota dewan negara itu.
Parlemen menyetujui program Modi untuk menaikkan porsi kepemilikan asing sektor asuransi menjadi 49% dari saat ini 26%. Anggota dewan sebelumnya kerap menunjukkan skeptis, menimbulkan keraguan investor pada agenda reformasi bekas pemimpin Gujarat tersebut.
Nilesh Parikh, analis Edelweiss Securities Ltd menyampaikan kesepakatan kenaikan kepemilikan sektor asuransi di tingkat parlemen ini berpotensi menarik sedikitnya 200 miliar rupee atau setara US$3,2 miliar aliran modal masuk ke negara itu.
"Kami meyakini kebijakan ini akan menyuntik miliaran dana ke sektor asuransi dan perekonomian. Kebijakan ini juga akan mendorong angka perusahaan asuransi domestik dan asing menaikkan jumlah saham mereka," kata Parikh di Mumbai, merespons keputusan parlemen.
Adapun, sebelum kembali dusulkan oleh Pemerintahan Modi, kenaikan porsi kepemilikan asing di sektor asuransi juga pernah diajukan pemerintah pada 2008 lalu, namun pembahansannya tak kunjung usai hingga Modi terpilih 2014 lalu.
Pada 2008 lalu, upaya Perdana Menteri Manmohan Singh untuk menaikkan investasi sektor asuransi terganjal oleh partai oposisi, termasuk partai yang kini menaungi PM Modi. Saat itu, partai Modi menolak skenario asing akan mengontrol sektor asuransi negara itu.
Di sisi lain, kenaikan porsi kepemilikan asing di sektor asuransi juga dinilai merupakan langkah awal reformasi ekonomi yang kerap dijanjikan Modi. Kendati memiliki sejumlah program potensial, Modi serimg disebut-sebut tak kunjung memenuhi janjinya.
Sebelum membahas sektor asuransi, dewan parlemen telah menyetujui pemasaran saham sektor batu bara yang juga diusulkan untuk dinaikkan porsi kepemilikan asingnya. Seperti diketahui, sektor batu bara negara itu telah bertahun-tahun dimonopoli pemerintah.