Kabar24.com, JAKARTA—Pemerintah menganggap aksi pelemparan balon yang berisi cairan serupa darah ke Gedung Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) sebagai insiden kecil yang tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.
Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, mengatakan masyarakat tidak perlu paranoid menghadapi insiden pelemparan balon yang berisi cairan tersebut. Pasalnya, hal tersebut tidak sampai mengganggu kinerja kantor perwakilan Pemerintah Indonesia itu.
“Insiden itu sesuatu yang tidak perlu direspon berlebihan dan kita tidak perlu paranoid menghadapi insiden kecil itu,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Pratikno menuturkan pemerintah sendiri tidak meminta penambahan pengamanan Gedung KJRI di Sydney, Australia. Kedutaan Besar Indonesia di Australia hanya meminta pihak kepolisian setempat menyelesaikan kasus tersebut dengan tuntas.
Menurutnya, hubungan bilateral Indonesia-Australia tidak akan terganggu dengan insiden tersebut. Pasalnya, hubungan yang terjalin antara Indonesia dengan Australia saat ini sudah mencapai hubungan antarmasyarakat.
“Hubungan Indonesia-Australia sudah bukan lagi hanya hubungan antarpemerintah dan hubungan bisnis, tetapi juga sudah terjalin hubungan antarmasyarakat yang sudah memiliki pondasi yang kuat,” ujarnya
Seperti diketahui, Gedung KJRI di Sydney, Australia, dilempar balon berisi cairan yang memiliki warna seperti darah pada 3 Maret 2015. Hal itu diketahui setelah staf konsulat melihat genangan cairan itu di depan gerbang kantornya.
Insiden tersebut diduga sebagai aksi protes terhadap rencana eksekusi warga negara Australia yang menjadi terpidana mati karena menyelundupkan narkoba. Pasalnya, sebelumnya KJRI di Sydney telah menerima sejumlah email, telepon,mdan surat dari masyarakat Australia yang memprotes rencana eksekusi tersebut. []