Bisnis.com, JAKARTA - Media massa di Australia memberitakan Presiden Joko Widodo melunak terhadap langkah diplomasi Perdana Menteri Tony Abbott. Bahkan Jokowi disebut-sebut akan lebih mengutamakan untuk menjaga hubungan dua negara ketimbang mengeksekusi dua terpidana kasus narkoba.
Ketika hal itu ditanyakan kepada Jokowi, memang Abbott menelepon untuk membicarakan grasi yang diajukan oleh dua terpidana mati kasus narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
"Saya kan ditelepon ya saya jawab kan, bahwa saya tahu situasi di Australia, saya mengerti situasi-situasinya perdana menteri Abbot, saya sampaikan seperti itu, ya tafsirannya enggak tahu seperti apa," katanya di Pasar Burung Pramuka Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Namun, Jokowi tidak menjelaskan apa maksud pembicaraannya tersebut apakah benar melunak atau tidak. Yang jelas lulusan Fakultas Kehutanan UGM tersebut tidak pernah bicara tentang pembatalan eksekusi mati duo "Bali Nine".
Dengan jawaban tersebut, PM Abbott merasa langkah diplomatiknya akan berhasil sehingga kemungkinan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran batal dieksekusi mati. Tapi apakah benar demikian tafsiran pembicaraan Jokowi kepada Abbott?
Ketika didesak apakah Jokowi benar-benar melunak terhadap Abbott, ia hanya mengatakan mungkin saja perkatannya melunak namun tidak begitu untuk gembong narkoba.
"Ya mungkin kata-katanya lunak, tapi nanti tindakannya dilihat," ujarnya. []