Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Museum-museum di Indonesia Terlilit Masalah Besar

Proses revitalisasi museum di berbagai kota di Indonesia, dalam kurun waktu 2 tahun terakhir memang membawa dampak yang cukup positif. Salah satu indikatornya adalah beberapa museum, mengalami peningkatan jumlah pengunjung yang cukup signifikan.
Pengunjung melihat-lihat koleksi Museum Radyapustaka Solo/Antara
Pengunjung melihat-lihat koleksi Museum Radyapustaka Solo/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Proses revitalisasi museum di berbagai kota di Indonesia,  dalam waktu dua tahun terakhir memang membawa dampak yang cukup positif. Salah satu indikatornya adalah beberapa museum, mengalami peningkatan jumlah pengunjung yang cukup signifikan.

Contohnya adalah Museum Galeri Nasional yang mampu mendongkrak jumlah pengunjung sebanyak 40% dalam tempo tersebut. Ada pula Museum Seni Rupa Jakarta yang juga berhasil meraih lonjakan kunjungan sebesar 35% dalam waktu yang sama.

Namun, menurut Mikke Susanto, kurator yang membantu proses kurasi dari karya seni di museum Istana Negara Jakarta dan Yogyakarta. Permasalahan utama museum dari tahun ke tahun dalam menjaring pengunjung bukan dari sisi pemasarannya, melainkan dari sisi internalnya.

“Masalah internal paling mendasar itu adalah tidak adanya kurator tetap di setiap museum di Indonesia. Padahal, peran kurator tetap itu fundamental di museum.” Kata Mikke.

Baginya, kehadiran kurator tersebut mampu menjadi gate keeper pemilihan koleksi benda seni, dan juga menjadi pembangun nuansa ruang pamer dari museum tersebut.

Selain itu, menurutnya, meningkatnya anggaran untuk revitalisasi museum lebih banyak menjangkau sisi fisiknya saja, sedangkan untuk sumber daya manusia seperti tenaga hali dan kurator masih sangat minim.

Hal yang sama pun dikeluhkan oleh Kepala Museum Galeri Nasional, Tubagus Andre Sukmara. Menurutnya, salah satu kendala yang dialami oleh Galeri Nasional adalah ketersediaan jumlah tenaga ahli, terkhusus kurator museum.

"Kami masih kekurangan untuk tenaga ahli seperi kurator tetap museum, selama ini kitamemang cenderung lebih sering memanggil tenaga ahli dari luar," katanya.

Terpisah, kendala lain juga  dirasakan oleh Museum Seni Rupa Jakarta. Anggaran dari Pemerintah Provinsi Jakarta yang fluktuatif, sedikit banyak mempengaruhi program acara yang akan disusun oleh pengelola Museum Seni Rupa.

“Kita kan anggaran tergantung dari pemprov. Jadi misalnya anggaran yang tersedia hanya sekian, maka rencana program acara kita juga harus disesuaikan,” ujar Hari Prabowo, Kepala Satuan Pelaksana Museum Seni Rupa Jakarta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper