Bisnis.com,SEMARANG-Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan membentuk desa siap menghadapi bencana seiring dengan kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi program Desa Berdikari, Desa Tangguh Bencana dan Sistem Informasi Desa.
“Harapannya dalam forum ini ada pertukaran pengalaman dari masing masing kabupaten/kota termasuk lembaga-lembaga peduli bencana. Kalau kita bisa mendapatkan ilmu itu, kita bagi, kemudian kita dorong dengan sebuah harapan setiap desa siap saat terjadi bencana," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Gedung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Senin (23/2/2015).
Ganjar menerangkan kesiapan desa yang dimaksud adalah siap mengerti sistemnya, alat yang digunakan dan sumber daya manusia (SDM) yang mengelola sistem itu. Tanpa kesiapan itu, upaya meminimalisasi jatuhnya korban menjadi sia-sia.
“Mengajak masyarakat peduli bencana sangat penting, dulu memasang alat deteksi dini Tsunami hilang karena tidak mengajak masyarakat. Sekarang mengajak partisipasi masyarakat saat memasang alat early warning system tanah longsor, alatnya relatif terjaga,” tutur Ganjar.
Jika ada pelatihan-pelatihan bencana, ia berharap desa bisa mengikutinya. Harapannya satu desa saja yang bisa mengerti tanda-tanda bencana, banyak jiwa yang bisa terselamatkan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jateng Sarwa Pramana menyampaikan indikator desa tangguh benang merahnya adalah desa berdikari.
Di dalamnya ada sistem EWS dari tim mitigasi bencana dan perlindungan kegiatan untuk kelompok-kelompok yang rentan.
Sebagai informasi, pada kesempatan itu dilakukan pula penandatanganan MoU kemitraan penanggulangan risiko bencana antara Mercy Corp Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait dengan pelaksanaan Program Technical Assistance Training Teams (TATTS)