Kabar24.com, JAKARTA - Gosip terbaru kembali menerpa Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak. Sirul Azhar Umar, seorang perwira polisi Malaysia/eks pengawal Najib Razak, mengungkit kasus pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, yang dilakukannya.
Altantuya Shaariibuu/shmau
Dari rumah tahanan Villawood di Sydney, Australia, Sirul memberikan pengakuan bahwa ia diperintah untuk membunuh Altantuya. Pembunuhan itu dilakukan untuk menutupi kasus korupsi tingkat tinggi yang melibatkan sejumlah pejabat tinggi Malaysia.
"Saya melakukan itu atas perintah orang penting yang memiliki motif pembunuhan dan sekarang masih bebas," kata Sirul kepada Malaysiakini via telepon.
Menurut Sirul, Altantuya dianggap banyak tahu tentang praktek suap dalam pembelian kapal selam Sorpene buatan Prancis-Spanyol seharga US$ 2 miliar atau
Shirul Azhar Umar/interpol-shmau
sekitar Rp 25 triliun. Saat itu Najib sebagai menteri pertahanan. Sedangkan Altantuya sebagai penerjemah bagi kedua belah pihak dalam pembelian kapal selam.
Altantuya yang saat itu sebagai kekasih Abdul Razak Baginda, teman sekaligus penasihat Najib Razak, meminta uang tutup mulut US$ 500 ribu atau sekitar Rp 6,4 miliar.
Sirul pun kemudian diperintahkan untuk membunuh perempuan yang disebut hidup glamor dan dijuluki sosialita Mongolia.
Pada 13 Januari lalu, pengadilan tertinggi Malaysia menjatuhkan hukuman mati terhadap Sirul dan satu rekannya Azilah Hadri karena terbukti bersalah membunuh Altantuya.
Dalam persidangan hanya Azilah yang hadir, sementara Sirul absen. Pasalnya, beberapa bulan sebelum sidang digelar, Sirul terbang ke Queensland. Hakim pengadilan tertinggi Malaysia memerintahkan keduanya dijatuhi hukuman mati.
Seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Kamis (19/2/2015), Sirul berencana membongkar pembunuhan Altantuya dari Australia melalui media setempat.
Sementara Malaysia telah mengambil langkah hukum untuk meminta Australia memulangkan Sirul. Namun dikabarkan Australia akan menolak ekstradisi terhadap pria berusia 43 tahun itu.