Bisnis.com, BANDUNG--Selama 2014, inflasi Jawa Barat tercatat pada level 7,41% (yoy) berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 8,36% (yoy). Tahun sebelumnya, pada 2013 inflasi Jabar menyentuh 9,15% di atas inflasi nasional sebesar 8,38%.
Pada akhir 2014, lalu inflasi Jabar sempat meningkat secara signifikan akibat dampak kenaikan harga BBM, lalu pada Januari 2015 Jabar mengalami deflasi menyusul penurunan harga BBM bersubsidi yang secara langsung mendorong turunnya tarif angkutan umum.
“Jadi sebetulnya secara month to month [mtm], Januari ini deflasi 0,37%. Kalau dilihat mtm sebelumnya tidak ada yang deflasi, semuanya inflasi. Deflasi sekarang perlu kami sama-sama pegang [jaga],” kata Ketua Tim Teknis Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) Jabar, Rabu (11/2/2015).
Pada awal 2015 dengan inflasi indeks harga konsumen (IHK) 6,16% (yoy), tekanan inflasi dari kelompok administered prices dan volatile foods menurun. Sumbangan inflasi tahunan dari administered prices sebesar 2,69% dan dari volatile foods sebesar 1,59%.
“Pada kelompok volatile foods, komoditas cabai sedang memasuki masa panen sehingga pasokannya melimpah dan mendorong turunnya harga cabai. Ini perlu kami jaga karena cabai itu jika harganya naik, ribut. Turun juga ribut ,” tuturnya.