Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SwissLeaks: HSBC Swiss Terlibat Perdagangan Senjata dan "Berlian Berdarah"

HSBC Private Bank Swiss terus memberikan jasa perbankannya kepada klien yang diduga terkait dengan perdagangan senjata dan eksploitasi berlian di Afrika, demikian temuan investigasi the the International Consortium of Investigative Journalists .
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA-HSBC Private Bank Swiss terus memberikan jasa perbankannya kepada klien yang diduga terkait dengan perdagangan senjata dan eksploitasi berlian di Afrika, demikian temuan investigasi the the International Consortium of Investigative Journalists .

Laporan yang berjudul Swiss Leaks: Murky Cash Sheltered by Bank Secrecy mengungkapkan HSBC mendapatkan keuntungannya dengan bisnis yang berasal dari pedagang senjata, yang menyalurkan bom meriam ke tentara anak-anak di Afrika, penagih uang untuk diktator dan penyelundup berlian.

Temuan itu berasal dari bocoran yang terkait dengan rekening yang menyimpan sekitar US$100 miliar. ICIC menyatakan, berdasarkan dokumen yang diperoleh suratkabar Prancis Le Monde. HSBC diduga memiliki perjanjian dengan klien yang terkait dengan aktivitas ilegal, terutama untuk menyembunyikan ratusan juta dolar dari otoritas pajak.

"Catatan yang bocor menunjukkan beberapa klien melakukan perjalanan ke Jenewa untuk menarik uang tunai, terkadang menggunakan note [uang asing]. Uang juga dikendalikan oleh pedagang berlian yang beroperasi di zona perang untuk pemberontakan yang menyebabkan kematian tak terhitung," kata ICIC dalam keterangan resminya, Selasa (10/02/2015).

ICIJ menyatakan terungkapnya masalah itu membuat terang persimpangan kejahatan internasional dan bisnis yang sah.

Laporan konsorsium wartawan itu menemukan klien yang menyimpang rekeningnya di HSBC adalah politis dari Inggris, Rusia, Ukraina, Georgia, Kenya, Romania, India.

Selain itu ada pula dari Meksiko, Lebanon, Tunisia, Republik Demokratik Kongo, Zimbabwe, Rwanda, Senegal dan Algeria.   

Dalam keterangan tertulisnya, HSBC menyatakan pihaknya mengakui budaya dan standar kepatuhan di bank tersebut, serta industri secara umum, secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan yang berlaku pada hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anugerah Perkasa
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper