Kabar24.com, JAKARTA— Pendiri dan Direktur Utama PT Mondial Investama Indonesia, Lo Stefanus, belakangan santer disebut-sebut, karena keterkaitannya dengan Komisaris Jenderal Budi Gunawan (BG).
SIMAK: Ini Lo Stefanus, yang Berperan Kucurkan Kredit ke Anak Komjen Budi Gunawan
Alumnus Universitas Katolik Parahyangan ini sulit ditemui di kantornya, yang bergerak di bisnis berlian dan permata.
"Beliau (Stefanus) jarang ke kantor, sebulan sekali pun belum tentu datang," ujar Ari, staf bagian Human Resource Development PT Central Mega Kencana di kantornya, Kamis (5/2/2015).
PT Centra merupakan induk perusahaan PT Mondial. Gerai permata di bawah payung perusahaan ini antara lain Mondial dan Frank & Co yang tersebar di mal-mal besar Indonesia.
Menurut Ari, kantor yang berada di lantai 10 Synthesis Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, itu merupakan kantor pusat PT Central Mega. Walau begitu, Stefanus tidak selalu berada di kantor tersebut.
"Biasanya Stefanus datang ke sini untuk controlling saja," lanjut pria yang bersikeras tidak mau menyebut nama lengkapnya ini.
Suyatman, resepsionis PT Centra Mega, juga tidak bisa menyebutkan kapan terakhir kali Stefanus berada di kantornya. Suyatman mengaku baru dua bulan bekerja sebagai resepsionis. Selama berjaga di dekat pintu masuk kantor tersebut, Suyatman mengklaim belum pernah melihat sosok bosnya.
"Saya tahu dari cerita-cerita saja. Ketemu langsung belum pernah," ucap dia.
Dari dokumen yang disebar saat Budi Gunawan menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR sebagai calon Kepala Polri pertengahan Januari 2015, Stefanus disebut-sebut sebagai sahabat lama Budi.
Ada pun nama Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebelumnya sempat mentereng lantaran dicurigai memiliki rekening gendut dengan nilai total Rp 57 miliar pada 2010.
Milik Herviano
Saat dimintai klarifikasi oleh Tim Terpadu Badan Reserse dan Kriminal Polri pada 10 Juni 2010, menurut Budi, duit di dalam rekeningnya itu adalah milik anaknya Muhammad Herviano Widyatama. Pinjaman ini bermula dari keinginan Herviano yang berniat berbisnis di bidang pertambangan timah dan perhotelan. Kepada ayahnya, Herviano mengaku memiliki modal terbatas.
Budi lantas berjanji akan mengenalkan Herviano kepada dua temannya untuk memperoleh pinjaman modal. Dalam sebuah pertemuan yang tak disebutkan tanggalnya, Budi mengenalkan Herviano dengan Stefanus dan Robert Priantono Bonosusatya.
Selanjutnya, mereka memperkenalkan Herviano dengan David Koh, kuasa direksi Pacific Blue, yang berjanji mengucurkan pinjaman. Pada 6 Juli 2005, Herviano yang saat itu berusia 19 tahun, meneken akad kredit senilai US$ 56 miliar atau Rp 57 miliar dengan Pacific Blue.
Kepada Tim Bareskrim, Stefanus mengaku sebagai direktur dan salah satu pemegang saham di PT Mitra Abadi Berkatindo, perusahaan pertambangan timah yang berdomisili di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Di perusahaan inilah, menurut Stefanus, Herviano ikut menanamkan modal bersama dua orang lainnya, yang masing-masing memiliki 20 persen saham. Sisa 40 persen sahamnya dimiliki Stefanus.
BACA JUGA:
Budi Waseso Jenderal Karbitan?
BUDI WASESO NAIK PANGKAT: Hanya Ada Karangan Bunga dari Hendropriyono