Kabar24.com, BANDA ACEH--Banda Aceh sangat rentan terendam banjir jika curah hujan berintensitas tinggi turun.
Pasalnya, Krueng (Sungai) Aceh semakin dangkal dan masih banyak pintu air yang rusak.
Pada tahun ini, Pemko Banda Aceh telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi banjir.
Sekda Banda Aceh Bahagia menuturkan, banjir merupakan persoalan musiman. Banjir kerap menggenangi beberapa lokasi yang rendah di Banda Aceh.
"Dari hasil survey, salah satu penyebab utamanya adalah tingginya debit air yang mengalir ke Krueng Aceh dan masih banyak pintu air yang tidak berfungsi dengan baik di sepanjang krueng tersebut," ucapnya di sela-sela pertemuan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra, Rabu (14/1/2015).
Lebih lanjut, Bahagia menjelaskan, debit air hujan seharusnya lebih banyak mengalir ke Krueng Cut di Lamnyong. Selain itu, Banda Aceh saat ini memiliki 38 pintu air yang rusak.
" Pada tahun ini kami merencanakan pengerukan muara Krueng Cut karena sedimennya sudah sangat tinggi. Kami juga akan memperbaiki 33 pintu air pada tahun ini," tambahnya.
Kepala BWS Sumatra I Muradi membenarkan, debit air yang seharusnya mengalir ke Krueng Cut adalah 1.300 meter kubik per detik dan ke Krueng Aceh 900 meter kubik per detik. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya sehingga luapan air dari Krueng Aceh menggenangi beberapa wilayah di Banda Aceh.
"Tentu dana yang akan dibutuhkan esar. Salah satu solusi adalah pemko menyurati kementerian agar dapat dianggarkan. Pengerukan muara Krueng Cut sudah benar menjadi solusi," ujar Muradi.
Selain masalah banjir, Muradi mengatakan, Banda Aceh juga masih terkendala penyediaan air bersih. Dia menyarankan pemko agar mencari sumber air baru dan membangun WTP untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus meningkat.