Bisnis.com, JAKARTA--Ini sisi lain dampak operasi SAR gabungan dan reportase ekstensif atas AirAsia QZ8501, di Pangkalan Bun, sejak belasan hari terakhir. Batu kecubung (amethys) dari Pangkalan Bun sangat ternama kualitasnya, dengan pancaran warna ungu tuanya yang sangat khas maka dia dicari-cari tamu dan petugas yang dipangkalkan sementara di sana.
Mereka berburu batu kecubung, baik yang masih "bahan" ataupun yang sudah "jadi". "Kebetulan pas ke sini, jadi sekalian beli untuk dipakai sendiri dan oleh-oleh. Saya sudah pernah mendengar batu kecubung di sini sangat bagus. Kalau di Jakarta, harganya berkali-kali lipat," kata Rudi, salah seorang pengunjung, Jumat.
Sepuluh hari terakhir, Pangkalan Bun kedatangan banyak tamu dari berbagai daerah. Sebagian besar datang ke kota ini terkait upaya pencarian dan evakuasi korban jatuhnya pesawat AirAsia 8501 di Selat Karimata pada Minggu (28/12/2014) lalu. Tamu yang datang beragam latar belakang, mulai anggota TNI, Polri, relawan hingga jurnalis dari luar negeri.
Saking banyak tamu yang datang, sebagian kesulitan mendapatkan kamar karena hampir semua hotel terisi penuh. Sambil mengisi waktu senggang, banyak dari mereka yang berburu batu permata yang memang banyak dijual di kota tersebut. Batu kecubung khas Pangkalan Bun menjadi salah satu yang menjadi incaran pembeli. Berbagai jenis batu ditawarkan, di antaranya batu kecubung, merah delima, safir, virus, mata kucing, american star dan lain.
Harga ditawarkan bervariasi mulai Rp 25.000 hingga lebih Rp 1 juta. Batu kecubung Pangkalan Bun mempunyai ciri khas menarik. Saat direndam di air, batu berwarna ungu khas Pangkalan Bun ini akan terlihat transparan tetapi ada gurat-gurat seperti akar di bagian dalam. "Lihat sendiri, kecubung Pangkalan Bun berbeda dengan kecubung dari daerah tetangga.
Kecubung Pangkalan Bun terlihat unik karena ada seperti urat-uratnya di bagian dalam," kata salah seorang penjual batu permata. Selama ini Pangkalan Bun memang menjadi salah satu tujuan wisata di Kalimantan Tengah. Selain menjadi tempat yang cocok bagi penyuka batu permata, daerah ini juga didatangi ratusan wisatawan luar negeri setiap tahunnya yang berkunjung ke kawasan konservasi satwa langka orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting.