Kabar24.com, BANDUNG -Para pengusaha angkutan umum meminta lembaga pembiayaan termasuk perbankan untuk memberikan Kredit Tanpa Agunan (KTA) bagi pengusaha yang ingin membeli konverter kit agar bisa menggunakan bahan bakar gas produk Pertamina Vi-Gas.
Ketua Koperasi Bina Usaha Transportasi Republik Indonesia (Kobutri) Jawa Barat Udin Hidayat mengatakan, harga konverter kit per unit mencapai Rp15 juta. Harga sebesar itu, akan memberatkan para pengusaha atau pemilik angkutan kalau harus membeli secara cash.
"Kalau tidak KTA, kami meminta jatah kepada Pemprov Jabar yang memnyalurkan Kredit Cinta Rakyat (KCR) sebesar Rp200 miliar untuk membeli konverter kit karena harga gasnya lebih murah dan nilai oktannya lebih tinggi," katanya, kepada wartawan disela-sela peresmian SPB Vi-Gas ke-16 di Bandung, Senin (29/12/2014).
Menurut dia, saat ini lebih dari 50.000 angkutan umum di Jabar telah siap beralih menggunakan BBG dari BBM. Bahkan di Kota Bandung setidaknya, 5.521 angkutan yang tergabung di Kobutri pun menyatakan hal yang sama. Dengan catatan, pemerintah harus memberikan harga yang stabil dan ketersediaan.
Dia mengatakan agar program Pertamina dengan menjual BBG berupa Liquefied Gas for Vehicle (LGV) dengan merk Vi-Gas berjalan sesuai rencana, setidaknya harus tersedia di SPBU terintegrasi sebanyak 15 titik di Kota Bandung.
"Untuk sementara, kami ingin agar pembelian konverter bisa dilakukan dengan skema pembayaran selisih harga bahan bakar. Makanya, kami akan bekerja sama dengan retail Pertamina," ujarnya.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menegaskan, penggunaan konverter kit agar bisa menggunakan BBG sifatnya fleksibel. Artinya, ketika kendaraan tersebut bahan bakar berupa Vi-Gas akan habis. Sementara SPBnya masih jauh, tidak perlu khawatir karena masih bisa menggunakan BBM.
Untuk mendorong para pengusaha angkutan untuk beralih mengugunakan Vi-Gas, pihaknya telah menggandeng koperasi angkutan seperti Kobutri dan Kobanter serta Kopamas.
"Kendaraan yang mau menggunakan vi-gas tinggal pasang konverter kit yang harganya Rp15 juta dan yang pembeliannya banyak kami beri diskon jadi Rp10 juta," ujarnya.
Selain itu, agar harga tetap murah, pihaknya akan mendesak pemerintah selaku 'pemegang saham terbesar' perlu memberikan subdisi. Sedangkan agar konverter bisa didapatkan oleh kalangan luas, pihaknya pun akan mendorong agar lembaga pembiayaan bisa membantu para pemilik kendaraan yang ingin memilikinya.
Lebih lanjut disebutkannya, dalam lima tahun ke depan, Pertamina menargetkan penjualan produk Vi-Gas dan Envogas sebanyak 2,5 juta Kilo Liter (Kl) setara premium. Untuk mencapai target tersebut perlu didukung dengan pembangunan infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terintegrasi Vi-Gas dan Envogas.
Saat ini, konsumsi Vi-Gas dan Envogas baru mencapai sekitar 0,1% dari konsumsi BBM bersubsidi. Manajemen Pertamina optimistis, dengan didukung oleh program investasi perusahaan untuk pembangunan unit-unit penjualan Vi-Gas dan Envogas di SPBU secara terintegrasi sebanyak 150 unit per tahun.