Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Riau, Pelaku UMKM Diminta Tidak Cemaskan MEA 2015

Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Riau tidak perlu cemas dalam menghadapi pasar bebas Asean (MEA) 2015.
Ilustrasi/Jibi
Ilustrasi/Jibi

Kabar24.com, PEKANBARU - Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Riau tidak perlu cemas dalam menghadapi pasar bebas Asean (MEA) 2015.

"Keunggulan kita sebenarnya berada pada pasar. Jadi, kita lebih tahu dengan kebutuhan pasar seperti contoh keripik ubi pedas dari Thailang masuk. Tentu pasar domestik, lebih memilih buatan dalam negeri," papar Direktur Eksekutif Kadin Riau Kholis Romli, Selasa (16/12).

Secara budaya masyarakat Indonesia terlebih di Provinsi Riau lebih suka dengan makanan diproduksi dari dalam negeri karena dianggap lebih menguasai cita rasa, dibanding negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan data terakhir Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Riau tahun 2013 menyebutkan, terdapat total 526.800 pelaku usaha di Riau terdiri atas 369.140 pelaku usaha mikro, kemudian 149.533 pelaku usaha kecil dan 7.127 pelaku usaha menengah.

"Dengan kata lain, kita sebenarnya lebih unggul terutama ketesediaan bahan baku dan tahu seperti apa pasar di dalam negeri dibanding barang yang diproduksi dari luar. Atau dengan kata lain memproduksi secara efisiensi, kita lebih unggul," ucapnya.

Meski demikian harus diakui, sambungnya, UMKM di Provinsi Riau masih kalah dalam hal pengemasan suatu barang yang diproduksi dan pengusahaan teknologi mutakhir yang masih jarang dipergunakan di dalam negeri.

Bila UMKM di provinsi tersebut memandang MEA suatu peluang untuk bersaing dengan produk-produk yang diproduksi dari negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, maka mejadi lebih optimis. Tapi, kalau UMKM di Riau memandang dari sisi pesimis, maka dalam memasuki MEA bakal pasrah.

"Kelemahan UMKM kita, rata-rata tidak memiliki rencana bisnis seperti untuk tiga atau lima tahun ke depan. Mulai strategi pengembangan pasar, pengembangan produksi, pengembangan modal dan lain-lain. Sehingga tidak fokus ketika menghadapi tantangan apa yang harus dijalankan," katanya.

Pemerintah Kota Pekanbaru pesimis untuk dunia usaha mikro, kecil dan menengah di daerah tersebut karena merasa UMKM belum siap untuk bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai diberlakukan pada awal tahun 2015.

"Ini harus menjadi perhatian kita bersama, agar kita tidak hanya jadi pembeli saja pada MEA nanti," ungkap Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper