Bisnis.com - JAKARTA – Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral telah mengirimkan tim siaga bencana paska terjadinya bencana gerakan tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah.
Tim tersebut ditugaskan untuk meninjau secara langsung dan melakukan penyelidikan guna mencari penyebab terjadinya gerakan tanah tersebut.
Dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis, Senin (15/12/2014), Tim tanggap darurat bencana gerakan tanah sudah berada di lokasi bencana untuk melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah daerah melalui BPBD. Tim tersebut akan melakukan pemeriksaan guna mengetahui penyebab terjadinya gerakan tanah.
Dalam situs resmi Kementerian ESDM menyebutkan tim tersebut beranggotakan ahli-ahli geologi. Rencananya, tim tersebut juga akan memberikan rekomendasi teknis penanganan bencana gerakan tanah, memberikan sosialisasi mengenai kondisi gerakan tanah yang telah terjadi kepada masyarakat yang terkena bencana dan juga melakukan kajian kelayakan huni di daerah sekitar bencana.
"Jika daerah bencana tidak layak huni, tim akan mencari lokasi yang aman untuk relokasi," tulis Kementerian ESDM dalam situs resmi mereka, Senin (15/12/2014).
Gerakan Tanah Desa Tunggoro, Kecamatan Sigaluh dan Desa Sidengok, Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah terjadi pada hari Kamis siang (11/12/2014) pada pukul 11.00 WIB. Gerakan tanah yang terjadi diperkirakan berupa longsoran bahan rombakan pada tebing di tepi jalan.
Daerah bencana dan sekitarnya menurut PVMBG, merupakan daerah dengan kemiringan landai sampai terjal. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadi Gerakan Tanah Provinsi Jawa Tengah pada Desember 2014 (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), daerah tersebut termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah Menengah sampai Tinggi.
Dia menjelaskan daerah tersebut dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan tinggi, dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
PVMBG memperkirakan ada tiga faktor yang menjadi faktor penyebab terjadinya gerakan di lokasi bencana yaitu morfologi daerah bencana dan sekitarnya yang secara umum berupa perbukitan dengan kemiringan landai hingga terjal.
Selain itu, Litologi yang diperkirakan bersifat sarang dengan daya resap air yang tinggi yaitu berupa lahar dan endapan alluvium dari bahan rombakan gunungapi, aliran lava dan breksi, dengan batuan dasar yang berupa aglomerat bersusunan andesit, lava andesit hornblenda dan tuf dan Curah hujan yang tinggi dan lama pada saat dan sebelum kejadian gerakan tanah.