Bisnis.com, AMBON -- Untuk mengidentifikasi korban tenggelamnya KM Oryong 501, data keluarga mulai ditelusuri.
Tim identifikasi korban bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) mendatangi Dokkes Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease untuk mengumpulkan data keluarga dari empat korban KM Oryong 501 yang tenggelam di Laut Bering, Rusia.
"Memang benar ada kunjungan tim khusus dari Jakarta untuk mengumpulkan data keluarga dari empat korban KM Oryong guna dicocokkan dengan DNA para korban," kata Kasubag Humas Polres setempat AKP Meity Yacobus di Ambon, Jumat (5/12/2014).
KM Oryong 501 tenggelam di Laut Bering, Rusia, pada 1 Desember 2014 dengan mengangkut 60 awak yang terdiri dari 35 WNI, 13 asal Filipina, 11 warga Korsel, dan seorang inspektur asal Rusia.
Dari 35 WNI, empat orang di antaranya berasal dari Maluku dan teridentifikasi atas nama Gaspar Jantje Tomasila serta Jhondriy Andries asal Kota Ambon.
Kemudian ABK lain atas nama Albert Talapesi asal Kabupetan Seram Bagian Barat, dan Cornelius Edison Lelapary dari Kabupaten Maluku Barat Daya.
Meity Yacobus mengatakan, hasil pengumpulan data keluarga korban ini akan dicocokkan dengan DNA para ABK asal Indonesia yang sudah ditemukan regu penyelamat dalam kondisi meninggal dunia.
"Ini merupakan data awal yang baru kami himpun, namun untuk langkah selanjutnya termasuk rencana evakuasi jenazah dari Rusia ke Ambon melalui Jakarta belum diketahui secara pasti," katanya.
Proses pencarian yang dilakukan regu penyelamat Korsel dan Filipina sampai hari ini masih terus dilanjutkan, karena 37 awak kapal penangkap ikan pollock di semenanjung Chukotka, wilayah timur Rusia ini belum ditemukan.