Bisnis.com, DENPASAR - Terkait dengan kenaikan harga BBM bersubsidi Rp2.000/liter, Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali sudah mengantisipasi hal tersebut.
Bagi ASITA, kenaikan BBM bukan hal yang baru dan sebelumnya sudah pernah mengalaminya. Oleh karena itu, pihak ASITA sudah memperhitungkannya dengan baik agar tidak terlalu mengalami kerugian, meskipun keuntungan yang didapatkan akan sedikit menurun.
"Antisipasi yang dilakukan oleh teman - teman biro perjalanan wisata yaitu ketika membuat harga kontrak atau quotation dengan partner luar negeri sudah diperkirakan bahwa tahun depan akan ada peningkatan," ungkap Ketut Ardana di sela-sela konferensi pers Rakerda ASITA di Denpasar, Rabu (3/12/2014).
Ketut Ardana juga menambahkan bahwa kenaikan daftar harga untuk partner luar negeri biasanya berkisar 10%.
Harapan ASITA ke depan adalah ingin kondisi pariwisata di Bali lebih baik. Selain itu, ASITA juga ingin adanya pemerataan.
"Kami inginkan supaya pariwisata tidak terkonsentrasi di selatan saja. Tetapi harus juga ke timur dan utara juga. Kami ingin pemerintah juga mulai memikirkan akses - akses ke utara dan timur mulai dibangun."
Terkait dengan rencana di tahun 2015, ASITA ingin membuat portal pariwisata. Agar setiap pembelian tiket obyek wisata maupun penginapan menjadi 1 terpusat di ASITA.