Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONFLIK GOLKAR: JK Sebut Bahayakan Politik

Politisi Senior Partai Golkar sekaligus Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai perpecahan partai beringin dapat membahayakan situasi perpolitikan dalam negeri.
KAMPANYE AKBAR GOLKAR  Ribuan simpatisan partai Golkar mengikuti kampanye akbar Partai Golkar di Medan, Sumut, Kamis (20/3). Dalam kampanye yang diikuti ribuan simpatisan dan kader partai Golkar tersebut mengajak simpatisan untuk memberikan suaranya memenangkan pemilu legislatif dan presiden 2014.
KAMPANYE AKBAR GOLKAR Ribuan simpatisan partai Golkar mengikuti kampanye akbar Partai Golkar di Medan, Sumut, Kamis (20/3). Dalam kampanye yang diikuti ribuan simpatisan dan kader partai Golkar tersebut mengajak simpatisan untuk memberikan suaranya memenangkan pemilu legislatif dan presiden 2014.

Bisnis.com, JAKARTA--Politisi Senior Partai Golkar sekaligus Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai perpecahan partai beringin dapat membahayakan situasi perpolitikan dalam negeri. 

“Golkar harus tetap bersatu karena kalau Golkar pecah, ini juga tentu membahayakan situasi perpolitikan kita di dalam negeri,” kata JK di kantornya Rabu (26/11). 

Hal tersebut diungkapkan JK menyusul wacana pelaksanaan Musyawarah Nasional tandingan yang digulirkan kubu Presidium Penyelamat Partai Golkar yang dipimpin Agung Laksono. Kubu yang menentang pencalonan kembali Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie itu mewacanakan Munas tandingan antara 15-25 Januari 2015. 

“‎Tentang suatu Munas tandingan, tentu itu efek daripada kurang kepercayaan, dan itu kita pahami dulu. Kita harapkan Golkar tetap bersatu,‎ tetapi sekali mengakomodasi kedua belah pihak,” ujarnya. 

JK mengaku telah berkomunikasi dengan Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Elit partai beringin itu mengaku tengah mencari jalan tengah agar kisruh internal Golkar menemukan solusi terbaik. 

‎Kalla berharap proses pergantian pengurus Golkar dijalankan sesuai dengan aturan partai politik, mengacu pada AD/ART partai, dan berjalan dengan demokratis, tanpa intervensi dan intimidasi dari pihak mana pun. 

“‎Kalau ada perbedaan pendapat jangan pecat-pecat ah, boleh kan ada perbedaan pendapat," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Anggi Oktarinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper