Bisnis.com, BEIJING -- Otoritas moneter China tampaknya tak setengah-setengah memutuskan kebijakan pelonggaran. Setelah akhir pekan lalu memangkas tingkat suku bunga, bank sentral menyatakan siap untuk kembali menurunkan suku bunga jika dibutuhkan.
Selain itu, seorang sumber Reuters menyampaikan pemerintah juga akan kian melonggarkan persyaratan pinjaman, merujuk pada penurunan harga yang dapat meningkatkan utang negara dan mengangkat angka pengangguran.
"Jika bank sentral kembali menaikkan tingkat suku bunga, kami juga akan memangkas persyaratan pinjaman," ungkap salah seorang ekonom pemerintah, Senin (24/11).
Seperti diketahui, akhir pekan lalu bank sentral memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga, pertama kalinya sejak 2012. Para ekonom sebelumnya merekomendasikan hal iji karena inflasi China terus menunjukkan tren penurunan.
Bank sentral memangkas suku bunga 40 basis poin menjadi 5,6%. Sumber tersebut menyampaikan kini bank sentral sedang mendiskusikan bagaimana mengatasi deflasi yang terjadi di tengah himpitan hutang tinggi.
Di sisi lain, pemangkasan suku bunga dinilai harus dilakukan mengingat belanja masyarakat yang tahun lalu menyumbang 60% produk domestik bruto (PDB) menunjukkan kelesuan.
"Para pengambil kebijakan telah mengubah cara pandang mereka," tutur sumber tersebut.
Para petinggi Beijing memang sebelumnya menunjukkan keengganan untuk mengimplementasikan langkah-langkah konvensional untuk mendongkrak pertumbuhan dengan alasan tidak mau membebani keuangan negara dengan utang.
Setelah perekonomian terseok, tumbuh 7,3% kuartal ketiga, pengambil kebijakan memandang pemangkasan suku bunga merupakan alternatif terbaik untuk menghindari hard landing.
"PDB tumbuh mendekati 7% yang merupakan batas level toleransi pemerintah. Perlambatan akan terus terjaddi karena impoolementasi reformasi strruktural," kata ekonom Haitong Securities, Li Xunlei.
Xunlei mengatakan pemangkasan suku bunga akan membantu pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan yang akan datang. bersama sejumlah ekonom lain, dia merekomendasikan pemerintah untuk memangkas pertumbuhan tahun depan ke kisaran 7%.