Bisnis.com, JAKARTA-- Indonesia Police Watch (IPW) meyakini ada tiga alasan yang menjadi penyebab bentrokan antara TNI dan Polri yang terjadi di Batam sejak Rabu siang hingga petang hari.
Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, alasan yang pertama yaitu karena tidak terkendalinya aksi saling backing-membacking antara institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam bisnis legal maupun ilegal yang ada di daerah Batam.
"Aksi itu dilakukan oknum-oknum di kedua institusi," tutur Neta dalam siaran pers yang diterima Bisnis di Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Kemudian yang kedua yaitu karena masih adanya dendam antara oknum TNI-Polri pasca terjadinya bentrokan yang terjadi tanggal 21 September 2014 lalu yang menyebabkan empat anggota Batalion 134 Tuah Sakti tertembak dalam peristiwa tersebut.
"Masih membaranya dendam kesumat antar oknum kedua institusi pasca bentrokan 21 September 2014, yang menyebabkan empat anggota Batalion 134 Tuah Sakti tertembak," kata Neta.
Kemudian alasan yang terakhir yaitu penggunaan seragam loreng militer pada anggota Brigadir Mobile (Brimob) yang dinilai oleh TNI sebagai wujud arogansi Polri.
Seperti diketahui, pada hari ulang tahun Brimob beberapa waktu lalu, Polri telah mengumumkan bahwa Brimob akan menggunakan seragam loreng, hampir sama dengan seragam yang digunakan TNI selama ini.
"Penggunaan seragam loreng pada Brimob telah membuat lapisan bawah TNI tersinggung hingga gampang terpicu emosinya jika berhadapan dengan anggota Brimob," tukas Neta.