Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyesalkan terjadinya bentrokan TNI Yoniff 134 Tuah Sakti dengan Brimobda Kepulauan Riau di Batam dan berharap akar masalah dipelajari secara mendalam.
JK menuturkan pihak terkait harus mempelajari masalah yang memicu bentrok tersebut dan segera memperbaiki situasi yang terjadi.
"Batam ini kan suatu kondisi yang beberapa kali terjadi. Jadi kita harus mempelajari masalahnya lebih dalam lagi, sehingga tidak terjadi seperti itu lagi," kata Kalla di kantornya, Kamis (20/11/2014).
Wapres menduga kejadian tersebut berawal dari masalah pribadi menjadi masalah kesatuan. Sehingga kita harus lebih disiplin mengungkap akar permasalahan.
"Ya artinya bibit-bibit personal itu masih ada jadi memang harus disatukan dengan baik. Kan tidak lepas dari masa lalu, masalah-masalah ini," tuturnya.
Menurutnya, tidak serta merta Kapolda dan Panglima Kepulauan Riau harus dievaluasi. Pasalnya, tindakan tersebut dipicu oleh masalah personal.
"Tidak semua tindakan di bawah itu pasti ada tanggung jawab di atasnya. Kapolda atau komandan batalyon harus bertanggung jawab tetapi tidak terlalu jauh," kata JK.
Seperti diberitakan Bisnis, baku tembak antara TNI dan pasukan Brimob terjadi di Markas Komando Brimob yang diawali hanya dengan saling pandang di stasiun pengisian bahan bakar. Peristiwa tersebut merupakan buntut dari kasus penembakan 4 anggota TNI pada September 2014.
Bentrok yang terjadi pada Rabu (19/11) menewaskan seorang anggota TNI bernama Praka JK Marpaung anggota Yonif 134 Tuah Sakti.
"Ini kan yang paling penting situasi di bawah diperbaiki, apakah itu masalah kesejahteraan, apakah itu masalah fasilitas atau perlengkapan masing-masing," kata Kalla.