Bisnis.com, SURABAYA - PT Perkebunan Nusantara XII mengekspor perdana pisang mas kirana sebanyak 3,8 ton ke China.
Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri mengatakan penanaman pisang mas kirana dirintis perseroan sejak tiga tahun lalu di 11 kebun di Jawa Timur bagian Timur. Kini areal tanamnya 1.248,26 hektare.
“Pengembangan buah-buahan bagian optimalisasi lahan di sela-sela pembudidayaan komoditas utama karet, kopi, kakao, dan teh,” jelasnya melalui rilis, Kamis (13/11/2014).
Pisang dipilih untuk ditanam karena memiliki nilai jual tinggi dan dibutuhkan pasar lokal maupun ekspor. Daya serap pasar pisang mas kirana juga cenderung meningkat, dan tanaman tersebut cocok dibudidayakan di sejumlah kebun milik PTPN XII.
“Panen saat ini mencapai 1.200 ton yang keseluruhannya ditujukan pasar domestik dengan melibatkan pihak ketiga [distributor],” katanya.
Pisang kirana yang diekspor perdana dibeli Rp6.100/kilogram, lebih tinggi dibanding harga beli pasar lokal. Pengiriman perdana ke China sebanyak 384 karton dengan bobot 3.840 kg dan akan ditingkatkan lagi tahun depan.
Dia menjelaskan ekspor ke China menggandeng PT Semesta Segar Abadi dengan pengapalan melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju Shanghai, China, lewat Hong Kong.
“Kami akan membidik peluang ekspor ke negara-negara Timur Tengah,” tuturnya soal rencana pengembangan penjualan ke depan.
Direktur Produksi PTPN XII Soewarno mengatakan kebutuhan pasar ekspor ke China sedikitnya 320 ton per minggu. Tingginya permintaan memungkinkan perseroan memperluas lahan pertanaman pisang.
Komisaris PT Semesta Segar Abadi Meity Anggraini menjelaskan peluang ekspor pisang ke Tiongkok mencapai 400 kontainer ukuran 40 feet per bulan. Negara tersebut dikenal gemar mengonsumsi buah mengandung kalium tersebut.
“Kami baru bulan ini merintis ekspor pisang ke China, peluangnya sangat besar. Produsen pisang di dalam negeri perlu meningkatkan kualitas agar mampu bersaing dengan pisang asal Filipina dan Thailand,” paparnya.
Meity menambahkan volume pasokan pisang asal Filipina ke Tiongkok akhir-akhir ini mengalami penurunan akibat hubungan politik kedua negara sedang kurang baik. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi Indonesia guna menggenjot ekspor buah tersebut ke China.