Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Bulog Jateng Aman, Inflasi November Diprediksi Melandai

Ketersedian stok beras di Bulog pada November ini diperkirakan akan menurunkan inflasi di Jawa Tengah dan DIY dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG—Ketersedian stok beras di Bulog pada November ini diperkirakan akan menurunkan inflasi di Jawa Tengah dan DIY dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Data BI Wilayah V menyebutkan inflasi secara bulanan Jawa Tengah pada Oktober meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi Oktober 2014 tercatat sebesar 0,52% month-to-month (m-t-m), meningkat dari 0,22% (m-t-m) pada bulan sebelumnya dan lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (0,20% m-t-m).

Secara tahunan, inflasi tahunan Jawa Tengah tercatat 5,01% year on year (y-o-y) atau stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya 5,00% (y-o-y).

Deputi Kepala Pewakilan BI Wilayah V Jateng dan DIY Marlison Hakim menyatakan stok beras di Bulog dapat mencukupi kebutuhan hingga 8 bulan mendatang, sehingga stabilitas harga beras dapat terjaga.

“Dengan mencermati risiko inflasi yang akan muncul, inflasi pada bulan ini diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Marlison, Jumat (7/11/2014).

Kendati demikian, kata dia, inflasi volatile foods (kelompok makanan bergejolak) diperkirakan naik sejalan dengan masuknya musim kemarau. Namun pada dasarnya, kata Marlison, inflasi inti diperkirakan stabil. Hal ini, sejalan dengan ekspektasi inflasi yang diperkirakan masih terjaga yang tercermin dari hasil Survei Konsumen pada Oktober.

Sementara itu, inflasi administered prices diperkirakan turun. Namun, risiko inflasi berasal dari rencana penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintahan baru. Hal ini, secara langsung dan tidak langsung akan memengaruhi pencapaian inflasi hingga akhir tahun.

Untuk menjaga hal tersebut, BI dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memperkuat koordinasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah. Hal ini diperlukan agar dapat tetap menjaga stabilitas inflasi khususnya meminimalkan dampak lanjutan yang ditimbulkan dari kebijakan administered prices.

Dia menambahkan kenaikan inflasi Oktober lebih disebabkan oleh kenaikan inflasi kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices). Pada Oktober 2014, tercatat inflasi administered prices sebesar 1,22% (m-t-m) atau lebih tinggi dibandingkan inflasi periode yang sama tahun sebelumnya 0,39% (m-t-m). Secara tahunan inflasi administered prices tercatat sebesar 7,57% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan historikalnya sekitar 3%-4%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper