Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obama: Larangan Perjalanan Demi Cegah Ebola Justru Perburuk Keadaan

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama meminta warga Amerika untuk menghindari histeria atas Ebola, dan menepis gagasan larangan perjalanan dari negara-negara yang dilanda Ebola di Afrika Barat, dan menjelaskan bahwa pelarangan itu bisa memperburuk keadaan.

Bisnis.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama meminta warga Amerika untuk menghindari histeria atas Ebola, dan menepis gagasan larangan perjalanan dari negara-negara yang dilanda Ebola di Afrika Barat, dan menjelaskan bahwa pelarangan itu bisa memperburuk keadaan.

Anggota parlemen pada pekan ini mendesak Obama untuk melarang orang-orang dari Liberia, Sierra Leone dan Guinea memasuki Amerika Serikat.

Obama mengatakan bahwa pada dasarnya tidak menentang larangan perjalanan, tetapi dalam pidato mingguannya dia menjelaskan bahwa dirinya lebih tidak condong ke arah tersebut.

"Kita tidak bisa melepaskan diri dari Afrika Barat," kata Obama. Dia juga menjelaskan bahwa larangan perjalanan akan membuat lebih sulit untuk memindahkan tenaga kesehatan dan pasokan ke wilayah yang dilanda Ebola itu, dan justru akan memotivasi orang mencoba untuk keluar daerah itu dengan cara menghindari pemeriksaan, sehingga sulit untuk melacak kasus.

"Mencoba untuk menutup seluruh wilayah di dunia - bahkan jika itu memungkinkan - benar-benar bisa membuat situasi menjadi semakin buruk," katanya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (18/10).

Obama mengatakan untuk melawan penyakit memang membutuhkan waktu, peringatan "sebelum ini berakhir, kita dapat melihat lebih banyak kasus ini terisolasi di sini di Amerika."

Tapi dia berusaha untuk menempatkan penyakit ini dalam sudut pandang, mengingatkan Amerika bahwa hanya tiga kasus telah didiagnosa di negara ini, dan bahwa hal itu tidak mudah tertular.

"Apa yang kita lihat sekarang bukanlah 'wabah' atau 'epidemi' Ebola di Amerika," katanya

"Ini adalah penyakit serius, tapi kami tidak bisa menyerah pada histeria atau ketakutan."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper