Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelantikan Jokowi-JK: Akankah Prabowo Hadir?

Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan bahwa seluruh ketua umum partai politik di Tanah Air, diundang dalam pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kompleks Gedung Parlemen pada 20 Oktober 2014.

Bisnis.com, JAKARTA--Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan bahwa seluruh ketua umum partai politik di Tanah Air, diundang dalam pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kompleks Gedung Parlemen pada 20 Oktober 2014.

Yang menarik dari pernyataan tersebut adalah membincangkan undangan untuk Prabowo Subianto, Plt. Ketua Umum Partai Gerindra yang kalah melawan Jokowi dalam Pilpres 2014.

Undangan kepada salah satu pengendali Koalisi Merah Putih (KMP) ini pun akhirnya ramai diperbincangkan elit politik dan netizen—pengguna aktif internet.
 
Perbincangan tersebut kian ramai mewarnai media mainstream lantaran sikap Prabowo yang marah kepada Jokowi.

Salah satunya Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua MPR dari kelompok DPD. “Masak Prabowo marah terus,” katanya, Selasa (14/10).

Kemarahan Prabowo kepada Jokowi dan kelompok pengusungnya Koalisi Indonesia Hebat (KIH) bukan tanpa alasan. Hamdi Muluk, Pakar Psikologi Politik UI mengungkapkan sejumlah indikator kemarahan Prabowo kepada Jokowi.

Hamdi memaparkan, awal dari kemarahan Prabowo dipicu oleh 'pengkhianatan' Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam perjanjian Batutulis pada 2009.

Dalam perjanjian itu, Prabowo menyediakan diri menjadi wakil Mega dalam Pilpres 2009 dengan 'bayaran' dukungan saat pencalonan Pilpres 2014.

“Namun yang terjadi, Mega dengan parpolnya justru mengusung pasangan Jokowi-JK.”

Alhasil, kekesalan Prabowo memuncak saat Mahkamah Konstitusi (MK) menguatkan kemenangan Jokowi dengan menolak seluruhnya gugatan kubu Prabowo.

Selanjutnya kalimat yang diungkap oleh adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo.

“Hasilnya, Hashim merasa ungkapannya dipelintir oleh sejumlah media nasional karena dianggap akan menjegal Jokowi,” katanya, Selasa (14/10).

Dan kemarahan yang paling terang terlihat adalah belum terucapnya selamat kepada Jokowi dari mantan suami Titiek Hediati Soeharto itu.

Ucapan selamat dari kompetitor, menurutnya, memang perlu tidak perlu.

Tergantung dari sisi mana melihatnya. Bukan juga untuk mengakui kekalahan, namun penting untuk memunculkan sikap kenegarawanan.

“Dari sejarah panjang kemarahan itu, saya enggak yakin Prabowo mau datang. Tapi semoga dugaan saya salah.”

Menurutnya, dalam berdemokrasi, sudah lazim muncul kubu yang saling berseberangan.

Musuh politik, seperti Prabowo dan Jokowi dalam pilpres langsung pun tak terhindarkan.

Jika memilih datang atau tidak datang, tetap saja pilihan Prabowo. Jadi, tunggu saja...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper