Bisnis.com, SOLO - Terhitung Oktober klinik hemodialisis Palang Merah Indonesia Cabang Kota Solo melayani pasien yang terdaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
"Setelah dibukanya pelayanan ini, jumlah pasien cuci darah diperkirakan akan meningkat," kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Utama Surakarta, Agus Purwanto.
Menurut Agus, selama ini pasien cuci darah dari BPJS hanya dilayani di sejumlah rumah sakit, seperti Dr Moewadi, PKU, Yarsis, Dr Oen, dan sejumlah rumah sakit di eks karesidenan Surakarta.
Berdasarkan data BPJS sampai Agustus 2014, jumlah tindakan hemodialisis sebanyak 13.043 tindakan dengan total biaya mencapai Rp13,4 miliar.
Agus menjelaskan pasien yang biasanya harus antri bisa dilayani di klinik hemodialisis PMI. Untuk aturannya, tarif yang diterapkan untuk cuci darah di klinik hemodialisis ini disesuaikan dengan pelayanan dirumah sakit tipe D yakni sebesar Rp 812.000. "Nanti tidak hanya di PMI saja, kalau ada klinik Hemodialisis lain juga akan kita ajak kerja sama. Agar para pasien bisa tertangani cepat".
Pimpinan Klinik Utama Hemodialisis PMI, Titis Wahyuono mengatakan karena adanya keterbatasan dana operasional, selama ini klinik hemodialisis hanya mengutamakan pesien yang parah. Pasalnya, jika harus melayani seluruh pasien dikhawatirkan dana operasional tidak akan cukup.
"Selama lebih kurang dua bulan operasional ini jumlah anggaran yang sudah dikeluarkan untuk operasinal sudah mencapai Rp200 juta. Jika itu diteruskan tidak menutup kemungkinan anggaran yang keluar akan semakin besar, dan klinik tidak bisa menanganinya , dikhawatirkan klinik justru bisa tutup," ujarnya. (ant/yus)