Bisnis.com, DENPASAR - Bali menargetkan nilai ekspor ke kawasan Asia Tenggara akan masuk 10 besar pasar tujuan produk provinsi ini, menyusul dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai 2015.
Sejauh ini, 10 negara tujuan terbesar ekspor Bali di antaranya Amerika Serikat, Jepang, Australia, Hong Kong, Italia, Prancis, Jerman, dan Inggris.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Ni Wayan Kusumawathi mengatakan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan mempermudah lalu lintas pengiriman barang ke negara di Asia Tenggara karena dihapusnya rintangan-rintangan yang selama ini dikeluhkan.
“Kami berharap itu bisa meningkatkan penggunaan barang-barang asal Bali dan warga di negara-negara kawasan menyukai produk dari sini,” tuturnya, Rabu (24/9/2014).
Berdasarkan data Disperindag Bali, periode Januari-Juli 2014, ekspor ke sembilan negara di kawasan Asia Tenggara senilai US$10,9 juta, melonjak 55% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu US$7,02 juta. Adapun tujuan ekspor terbesar adalah Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam.
Adapun total ekspor Bali mencapai US$300,95 juta, naik 4,16% dibandingkan periode sama tahun lalu US$288,93 juta. Peringkat 10 besar ekspor dari Bali antara lain, Amerika Serikat, Jepang, Australia, Hong Kong, Italia, Prancis, Jerman,dan Inggris.
Menurut Kadisperindag Bali, bersatunya negara di Asean akan menjadikan potensi pasar di kawasan ini mencapai 600 juta jiwa. Angka tersebut lebih besar dibandingkan dengan pasar di Eropa dan Australia, sehingga dapat meningkatkan penetrasi.
Apalagi, jelasnya, berbagai barang kerajinan produksi Bali sangat digemari oleh masyarakat di Asia Tenggara. Faktor lain yang membuat yakin, citra Bali sebagai kawasan pariwisata dengan berbagai produk kerajinan sudah sangat dikenal masyarakat belahan dunia.
Kusumawathi menegaskan dari segi kesiapan, produksi pengusaha lokal sudah sangat siap. Hal itu dibuktikan dengan dikeluarkannya kebijakan seperti penggunaan buah lokal, dan Perda UMKM yang dapat memperkuat indentitas produk lokal.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali Made Swastika mengungkapkan salah satu potensi yang berpeluang untuk pasar Asean adalah kerajinan kayu. Tidak seperti Amerika Serikat dan kawasan Eropa yang mensyaratkan legalitas kayu, Asean tidak menerapkan instrumen ketat.
"Asean tidak menerapkan aturan ketat harus memiliki SVLK [sistem verifikasi legalitas kayu], dan itu peluang besar. Harusnya bisa meningkatkan pasar apalagi nanti sudah dibuka luas kesempatan ekspor," tuturnya.
Volume ekspor Komoditas kerajinan kayu asal Bali sampai Juli 2014 sebanyak 52,4 juta ton senilai US$43,88 juta. Negara tujuan ekspor kayu di Asean baru dua negara yakni Singapura dan Thailand.
Perkembangan negara seperti Vietnam memungkinkan untuk dijadikan bidikan ekspor. Pasalnya, perekonomian negara ini terus bertumbuh, tetapi ekspor kayu asal Bali belum terlalu tinggi.