Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS UKRAINA: Dua Kelompok Saling Tuding Langgar Gencatan Senjata

Pemerintah Ukraina dan kelompok pemberontak pro Rusia saling tuding terkait dengan meluasnya aksi kekerasan sejak kesepakatan gencatan senjata disepakati 11 hari lalu.
Konflik di Ukraina sempat mendingin awal bulan ini, tetapi kini intensitasnya kembali tinggi karena aksi saling tuduh dari kedua belah. /reuters
Konflik di Ukraina sempat mendingin awal bulan ini, tetapi kini intensitasnya kembali tinggi karena aksi saling tuduh dari kedua belah. /reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Ukraina saling tuding dengan kelompok pemberontak pro Rusia terkait meluasnya aksi kekerasan sejak kesepakatan gencatan senjata disepakati 11 hari lalu.

Bandara di Donetsk, kota terbesar di wilayah konflik itu, diserang sepanjang hari dan 13 desa serta sejumlah kota lainnya diserang, menurut juru bicara militer Andriy Lysenko sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (16/9/2014). Dia menambahkan bahwa pasukan pemerintah Ukraina mematuhi gencatan senjata.

Pernyataan itu kontradiksi dengan pernyataan kelompok separatis di Donetsk yang menyebutkan pasukannya menahan diri meski posisinya diserang lebih dari 400 kali selama 24 jam dan menewaskan 20 orang.

Aksi saling serang itu membuat gencatan senjata yang disepakati 5 September lalu kian meragukan. Pada saat yang sama, anggota legislatif Ukraina akan bertemu dengan Presiden Petro Poroshenko dan petinggi militer dalam satu sesi pertemuan tertutup di parlemen.

Sejumlah negara anggota NATO dan AS memulai latihan militer kemarin setelah Rusia dilaporkan mengerahkan 25.000 ribu pasukan di perbatasan Ukraina dan lebih dari 3.000 pasukan di dalam wilayah Ukraina. Namun demikian, pemerintahan di Moskow membantah keterlibatan pasukannya dalam konflik tersebut.

“Yang saya khawatirkan adalah bahwa Rusia berkepentingan untuk menciptakan konflik berkepanjangan di wilayah ini,” ujar Sekjen  NATO Anders Fogh Rasmussen sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (16/9/2014).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper