Bisnis.com, JAKARTA – Pemilihan kepala daerah Kota Surabaya baru akan berlangsung tahun depan. Namun, masih belum jelas apakah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan ikut serta dalam kontestasi tersebut.
Ketidakpastian ini muncul setelah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Timur, Bambang DH, mengeluarkan pernyataan pekan lalu bahwa partainya tidak lagi mengajukan Risma. Bambang menilai mantan anak buahnya itu gagal melakukan komunikasi dengan pengurus PDIP setempat.
Spekulasi kian berkembang setelah baru-baru ini Risma mengaku dirinya tengah mengurus alih status kepegawaian dari pemerintah kota ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Perempuan lulusan Jurusan Arsitektur ITS ini berniat menjadi dosen di almamaternya.
Salah seorang dosen ITS, Kresnayana Yahya, menyayangkan keinginan tersebut. Menurutnya, Risma lebih dibutuhkan oleh warga Surabaya untuk membenahi Kota Pahlawan.
“Jadi dosen itu baik, tapi alangkah lebih wise jika keahliannya dipakai secara optimal [sebagai wali kota],” katanya.
Pakar statistika ini menilai Risma telah berada dalam jalur yang tepat dalam memimpin Surabaya. Dengan memimpin satu kali lagi, lanjutnya, dia akan berhasil menata sistem pemerintahan yang sudah dibangun dalam tempo empat tahun ini.
Terkait dengan penolakan Bambang DH, Kresnayana berpendapat hal itu merupakan pernyataan pribadi, bukan institusi PDIP.
“Saya yakin masyarakat ingin dia satu kali lagi menjabat sehingga Surabaya bisa menjadi kota pusat perdagangan dan finansial kelas global,” ujarnya.