Bisnis.com, MEDAN – Hingga Juli 2014, neraca perdagangan Sumatera Utara dengan Republik Rakyat Tiongkok atau RRT semakin besar atau mencapai US$188,297 juta.
"Surplus terjadi dari hitungan nilai ekspor yang sebesar US$662,007 juta dan impor yang masih US$473,711 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono seperti dikutip Antara, Sabtu (6/9/2014).
Surplus yang semakin besar itu pengaruh turunnya impor Sumut dari RRT di tengah menguatnya ekspor ke negara tersebut.
Pada tahun ini, nilai ekspor Sumut ke RRT naik 2,28% dari periode sama tahun lalu yang masih US$647,253 juta. Sebaliknya, impor turun sebesar 14,39% menjadi US$473,711 juta dari 2013 yang US$553,316 juta.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut, Sofyan Subang menyebutkan, nilai Impor Sumut dari RRT yang turun itu dipicu melemahnya perekonomian yang membuat permintaan menurun.
Impor Sumut dari RRT antara lain berupa pupuk, produk elektronik dan makanan/minuman. Adapun ekspor tetap menguat karena permintaan CPO dan karet masih tetap ada walau tren menurun.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun mengatakan, permintaan CPO dari RRT dan termasuk India melemah dipicu perekonomian yang melesu. Dampak melemahnya permintaan akhirnya juga ikut menekan harga jual.