Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MAKAM NABI MUHAMMAD Mau Dipindah: Pengamat IAIN Anggap Penghinaan Agama

Pembongkaran dan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW dapat dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap agama Islam sehingga layak untuk ditentang.
Masjid Nabawi/Reuters
Masjid Nabawi/Reuters

Bisnis.com, MEDAN -- Isu adanya wacana pemindahan makam Nabi Muhammad SAW memancing sejumlah komentar pedas di Indonesia.

Jika benar dilakukan, pembongkaran dan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW dapat dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap agama Islam sehingga layak untuk ditentang.

Demikian dikatakan pengamat sosial politik dari Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara Dr Ansari Yamamah.

"Jika dilihat secara nash atau keterangan dari Al-Quran dan hadits, memang tidak ada larangan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW," kata Dr Ansari Yamamah di Medan, Kamis (4/9/2014).

Namun jika dilihat dari sudut teologis, yakni kesucian dan kecintaan umat Islam terhadap Nabi Muhammad SAW, pemindahan itu dapat dianggap sebagai penghinaan.

Sebagai manusia yang sangat mulia di sisi Allah SWT, sangat wajar jika makam Nabi Muhammad SAW ditempatkan di Masjid Nabawi yang merupakan salah satu tempat paling suci dalam keyakinan umat Islam.

"(Masjid Nabawi) itu salah satu tempat paling suci. Lalu, di mana lagi tempat suci yang layak dijadikan tempat makam Nabi," katanya.

Secara logika, kata dia, pemindahan tersebut juga tidak dapat diterima karena akan menimbulkan asumsi jika Nabi Muhammad SAW tidak layak dimakamkan di Masjid Nabawi.

Biasanya, pemindahan makam tersebut dilakukan dari lokasi yang kurang layak ke tempat lain yang dianggap lebih bagus sebagai bentuk penghormatan terhadap jenazah yang dipindahkan.

Jika Masjid Nabawi yang dianggap sebagai salah satu tempat paling suci dalam Islam tidak tepat, maka tidak ada lokasi lain yang dinilai patut untuk menjadi lokasi makam Nabi Muhammad SAW.

"Di mana lagi lokasi yang lebih layak (lokasi makam Nabi) selain Masjid Nabawi," katanya.

Karena itu, umat Islam di seluruh dunia sangat pantas menolak, bahkan mengecam rencana pemindahan makam Nabi Muhammad SAW karena dinilai sangat menyinggung perasaan beragama.

Selain itu, perlu ditelusuri tujuan dan pihak yang memiliki keinginan untuk memindahkannya.

"Agenda siapa ini? Siapa yang berkepentingan makam Nabi dipindahkan," ujar Ansari.

Kemudian, pemindahan makam Nabi Muhammad SAW juga akan menimbulkan preseden buruk bagi umat Islam di dunia karena akan mengalami peristiwa serupa terhadap tokoh-tokoh yang dihormati.

"Kalau makam Nabi saja dipindahkan, apalagi tokoh-tokoh lain, akan banyak terjadi pemindahan makam tokoh dan ulama hanya karena agenda politik atau kepentingan tertentu," kata Ansari.

Sebelumnya, rencana pembongkaran dan pemindahan makam Nabi Muhammad SAW kembali mengemuka seiring munculnya dokumen konsultasi yang dipimpin akademisi terkemuka Arab Saudi.

Dokumen setebal 60 halaman tersebut belakangan sudah dimuat di jurnal kerajaan dan harian The Independent, yang kemudian dipublikasikan oleh beberapa media lainnya.

Dalam dokumen disebutkan bahwa makam Nabi Muhammad SAW yang sebelumnya berada di kompleks Masjid Nabawi, Madinah, akan dipindahkan ke makam Baqi' dan dibuat anonim atau tanpa identitas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper