Bisnis.com, MAKASSAR - PT Hadji Kalla (Kalla Group) memutuskan untuk mundur dalam proyek pembangunan moda transportasi monorel Makassar.
Presiden Direktur Kalla Group Fatimah Kalla mengemukakan keputusan untuk tidak melanjutkan proyek tersebut karena tidak layak secara bisnis.
"Memang kami sudah melakukan studi kelayakan dan disimpulkan jika proyek ini tidak akan seimbang antara investasi dengan keuntungan," kata Fatimah, Kamis (4/9/2014).
Moda transportasi yang dipersiapkan menghubungkan kota di wilayah Mamminasata itu tidak cocok jika diserahkan secara penuh kepada swasta tanpa pemberian subsidi yang tinggi.
Menurut Fatimah, dalam pembiayaan juga sulit untuk menggandeng perbankan lantaran rendahnya tingkat pengembalian investasi dan estimasi keuntungan dari proyek tersebut.
Menurutnya, moda transportasi massal tersebut sebaiknya menggunakan uang dari anggaran pendapatan dan belanja negara maupun daerah.
Keputusan Kalla Group tersebut membuat rencana pembangunan moda transportasi tersebut kian tidak jelas.
Padahal, penandatanganan MoU yang telah dilakukan sejak Juli 2011 lalu dengan estimasi anggaran pembangunan monorel tersebut mencapai Rp4 triliun yang 100% bersumber dari Kalla Group selaku investor.
Nota kesepahaman rencana pembangunan monorel itu dsepakati Kalla Group dengan Pemprov Sulsel serta Pemkot Makassar, Pemkab Maros, dan Pemkab Gowa yang bakal dilintasi jalur monorel.
Berdasarkan rencana, proyek monorel tersebut akan melalui tiga jalur, di antaranya dengan menghubungkan Terminal Regional Daya-Lapangan Karebosi sepanjang 14 kilometer yang melewati Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Urip Sumohardjo, Jalan Bawakaraeng, dan berakhir di Lapangan Karebosi Jalan Jenderal Sudirman sebagai stasiun utama.
Kemudian Jalur Lapangan Karebosi-Sungguminasa, Gowa yang akan melewati sejumlah jalan strategis di Kota Makassar menuju Sungguminasa di Kabupaten Gowa dengan panjang 12 kilometer.
Jalur terakhir adalah dari Kabupaten Maros ke Terminal Regional Daya.
"Kami tidak lagi melanjutkan proyek ini, karena itu tadi, tidak layak secara bisnis," kata Fatimah.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Masykur Sulthan menilai mundurnya Kalla Group akan sangat berpengaruh terhadap realisasi moda transportasi tersebut.
Kendati demikian, penjajakan dengan swasta maupun investor lain akan terus dilakukan mengingat tingginya kebutuhan investasi untuk pembangunan moda transportasi tersebut.
"Apalagi kami juga memiliki perencanaan lain yakni pembangunan railway Mamminasata, sehingga akan terus melakukan penjajakan dengan investor," katanya.