Bisnis.com, Jakarta -- Rusia berharap dapat mempertemukan Presiden Vladimir Putin dengan Presiden terpilih RI periode 2014 – 2019 Joko Widodo.
Keinginan itu dikemukakan oleh Dubes Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin ketika ditemui di kediaman resminya di Villa Rusia Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta, Rabu (3/9/2014).
“Saya harap ada kesempatan untuk pemimpin kami untuk bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo, untuk bisa berjabat tangan, dan saling mengenal. Sebagai duta besar, saya terus mengingat kemungkinan adanya pertemuan itu,” ujarnya.
Hanya saja, dia mengaku hingga saat ini belum ada waktu yang dipilih untuk pertemuan antara kedua pemimpin Negara. Dia mengemukakan pertemuan antara kedua kepala Negara hanya mungkin terjadi setelah presiden terpilih resmi dilantik menjadi Presiden RI.
“Sekarang pak Joko Widodo masih menjadi presiden terpilih, belum resmi. Nanti jika telah resmi. Tapi soal waktunya, saya belum tahu. Harus disesuaikan dengan jadwal keduanya [Putin dan Jokowi],” katanya.
Lebih lanjut, Rusia berharap Jokowi dapat melanjutkan peningkatan hubungan kemitraan antara kedua Negara pasca era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Galuzin mengatakan dalam 10 tahun era kepemimpinan SBY, kedua Negara telah mengalami peningkatan signifikan dalam hal kemitraan di bidang ekonomi, khususnya investasi. Antara lain kerjasama investasi jalur kereta api di Kalimantan Barat, industri alumina.
“Kami berharap presiden terpilih Joko Widodo dapat melanjutkan hubungan kerjasama yang sudah kami lakukan dengan sangat baik dengan Presiden Yudhoyono,” ujarnya.
Selama era kepemimpinan SBY, ujarnya, sejumlah kerjasama investasi telah ditandatangani.
Ia juga berharap Rusia dan Indonesia dapat membuka peluang kerjasama baru di bawah kepemimpinan Jokowi kelak apabila telah dilantik menjadi Presiden ke-7 RI periode 2014-2019 bersama wakilnya Jusuf Kalla.
Indonesia, ujarnya, merupakan salah satu negara yang kuat, besar, dan independent di kawasan Asia Pasifik. Bagi Rusia, lanjutnya, Indonesia merupakan salah satu mitra penting.
Mengacu data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang semester I/2014 ada sekitar 11 proyek investasi Rusia di Indonesia dengan total nilai US$0,9 juta.
Meskipun bukan termasuk lima besar negara asal penanam modal, investasi Rusia di Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun lalu, total investasi Rusia di Indonesia mencapai US$1,6 juta yang terdiri atas 12 proyek. Jumlah tersebut meningkat pesat dibandingkan 2012 yang hanya US$0,4 juta dari 3 proyek investasi.