Bisnis.com, Bogor -- Setelah bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo pada pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan anggota tim Koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
Pertemuan berlangsung selama hampir dua jam sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.45 WIB dan didahului dengan acara sarapan bersama antara SBY dengan anggota tim koalisi.
Pada pertemuan dengan anggota tim koalisi Merah Putih, SBY hadir dalam kapasitasnya sebagai Presiden RI maupun Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Umum Partai Demokrat.
"Kami melaksanakan pertemuan yang dihadiri oleh unsur pimpinan parpol yang tergabung dalam kekuatan Merah Putih, Koalisi Merah Putih bersama saya baik dalam kapasitas saya sebagai Presiden RI maupun selaku pimpinan Partai Demokrat," katanya di kediaman pribadinya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Senin (2/9), pagi.
Menurut SBY, Ia membuka komunikasi dengan kelompok merah putih sehubungan keinginan kedua belah pihak yaitu antara dirinya dengan para pimpinan parpol yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih untuk berkomunikasi.
"Dengan demikian, saya bisa menjalankan tugas saya untuk berkomunikasi dengan kekuatan-kekuatan politik real," katanya.
Sementara itu, dalam pertemuan empat mata dengan presiden terpilih Joko Widodo di Bali pada pekan lalu, SBY mengaku tidak melakukan deal-deal politik.
Dia menyebutkan pertemuan dengan Jokowi merupakan pertemuan resmi dalam kapasitas formal sebagai Kepala Negara RI.
Hal itu berbeda dengan pertemuan pagi ini dengan Anggota Tim Koalisi Merah Putih yang dilakukannya baik dalam kapasitas sebagai Presiden RI maupun sebagai pimpinan Partai Demokrat.
"Konteksnya itu. Bukan konteks politik dan tidak ada deal politik apapun, sebagaimana yang dispekulasikan sejumlah kalangan," ujarnya.
SBY menyebutkan pertemuannya dengan Jokowi di Bali dilakukan dengan tujuan membantu kesiapan Jokowi sebagai presiden terpilih yang akan dilantik menjadi Presiden RI periode 2014-2019 pada 20 Oktober 2014.
SBY berharap pemerintahan baru yang akan menggantikannya tersebut dapat lebih siap mengemban tugas.
"Menjadi kewajiban moral saya selaku presiden yang sedang mengemban tugas untuk berikan penjelasan, keterangan tentang agenda kenegaraan dan agenda pemerintahan yang sedang berlangsung saat ini hingga awal tahun depan," katanya.
SBY mengakui sebelum keluar putusan Mahkamah Konstitusi mengenai sidang gugatan sengketa Pilpres 2014 yang diajukan pasangan Prabowo - Hatta pada 21 Agustus 2014, memang sengaja tidak melakukan komunikasi dengan kedua pihak yang berkompetisi.
SBY memilih tidak berkomunikasi baik dengan pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa maupun pasangan nomor urut 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
"Semuanya itu, saya pilih posisi dan sikap seperti itu untuk kebaikan bersama," katanya.