Bisnis.com, NEW YORK -- Badan kesehatan dunia WHO mencatat bahwa selama ini kasus Ebola telah diperlakukan dengan tidak semestinya.
WHO menyatakan jumlah kasus dan kematian yang dilaporkan "sangat meremehkan" besarnya wabah Ebola, kata seorang juru bicara PBB pada Jumat (15/8/2014).
WHO mengkoordinasikan reaksi besar internasional yang ditingkatkan, menyusun dukungan dari masing-masing negara, lembaga pemantau penyakit, lembaga di dalam sistem PBB dan lain-lain, kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam taklimat harian kepada wartawan di Markas PBB, New York.
Organisasi dunia itu, dalam perubahan terkini laporan mengenai wabah Ebola di Afrika Barat pada 14 Agustus, menyatakan tak ada kasus baru yang telah dideteksi di Nigeria.
WHO menyatakan hasil tersebut berpangkal dari kontak luas dalam melacak dan memantau dan pelaksanaan dengan dukungan dari Pusat bagi Pencegahan dan Pemantauan Penyakit AS.
Namun, WHO menambahkan, "staf di lokasi wabah menyaksikan bukti bahwa jumlah kematian dan kasus yang dilaporkan sangat meremehkan luasnya wabah tersebut", demikian laporan yang dipantau di Jakarta, Sabtu (16/8) malam.
Sementara itu, badan PBB tersebut pada Kamis (14/8) juga kembali menyampaikan sarannya agar orang tidak melakukan perjalanan ke dan dari negara yang terpengaruh, sebab Ebola bukan menular melalui udara dan hanya dapat ditularkan oleh kontak langsung dengan cairan tubuh seseorang yang sakit akibat penyakit itu, kata Haq.
Mengenai masalah kemanusiaan, Program Pangan Dunia PBB telah mengumumkan lembaga tersebut berencana menyediakan makanan buat satu juta orang yang terkurung di berbagai zona karantina, tempat persimpangan perbatasan Guinea, Liberia dan Sierra Leona.
Beberapa negara telah sepakat akan mendukung pembagian makanan pokok prioritas buat warga itu, tambah Haq.