Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menanyakan kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk menghadapi masalah ebola kepada para pemuda dalam kesempatan saat memberikan kata sambutan di acara Youthnesian 2014.
Menkes menyatakan dalam beberapa waktu terakhir ini tengah dinantikan keputusannya atas kebijakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam menghadapi masalah penyebaran virus ebola dari Afrika.
"Dua minggu ini saya sampai kurang tidur karena memikirkan masalah ini. Apalagi kemarin, WHO sudah menetapkan ebola ini menjadi global health emergency," katanya di hadapan anak muda yang hadir di acara Youthnesian, Sabtu (9/8/2014).
Saat mendapat giliran menyampaikan sambutan setelah representatif United Nations Populations Fund (UNFPA) dan perwakilan Ford Foundation yang merupakan penyelenggara acara, Nafsiah langsung menyapa dan berinteraksi para anak muda yang hadir.
"Jika Jokowi menghubungi Anda saat ini untuk menjadi Menteri Kesehatan, kebijakan apa yang akan dibuat untuk menghadapi masalah ebola?" tanyanya.
Iming-iming memberi hadiah bagi yang menyampaikan jawaban yang dinilai tepat, seperti sebelumnya saat dia melakukan tanya jawab di awal sambutannya, menjadi pemancing dari Menkes untuk mengundang para pemuda mengungkapkan pemikiran.
Salah satu hadirin mengungkapkan jika dia menjadi Menteri Kesehatan yang harus menghadapi masalah ebola, dia akan melakukan seminar dan testimoni agar penjelasan tentang penyakit yang diakibatkan virus ini semakin terang dan jelas.
"Kalau seminar dan testemoni, itu sudah terlambat. Sekarang harus sudah ada kebijakan yang diambil. Kalau tidak ada, Jokowi tidak akan jadi memilih kamu," timpalnya yang mengundang tawa hadirin.
Akhirnya karena keterbatasan waktu, Menkes pun menuturkan hingga saat ini pihaknya telah melakukan sosialisasi tentang penyakit yang belum ada vaksin dan obatnya ini ke seluruh daerah di Indonesia, serta telah memberlakukan travel warning ke negara di Afrika.
"Saya ingin mengajak pemuda ikut terlibat dan turut memikirkan persoalan yang dihadapi bangsa," ujarnya.