Bisnis.com, SIDOARJO - Sudah delapan tahun musibah meluapnya lumpur Lapindo menghantui kehidupan warga yang tempat tinggalnya terendam lumpur.
Debit luapan lumpur lapindo yang merendam sekitar 1.500 hektare, yang terdiri dari 16 desa di tiga kecamatan, Kabupaten Sidoarjo tiap tahunnya terus meningkat.
Salah satu warga Porong yang menjadi korban luapan lumpur Lapindo mengungkapkan pada Idul Fitri biasanya korban lumpur Lapindo melaksanakan sholat Ied di lokasi luapan lumpur.
Namun, pada tahun ini, hingga H-1 Lebaran, tidak ada agenda sholat Ied di lokasi semburan lumpur yang dikeluarkan oleh koordinator lapangan korban lumpur Lapindo.
Menurutnya kini warga korban lapindo sudah terpecah-pecah, hanya menyisakan beberapa termasuk dirinya yang belum sepenuhnya menerima kompensasi kerugian dari PT Lapindo Brantas.
Warga yang dulunya bekerja sebagai buruh pabrik di sekitar lokasi luapan lumpur lapindo kini harus menjadi pengangguran, karena pabrik tempat mereka bekerja juga menjadi korban luapan lumpur.
Sejumlah warga Porong kini menjadi tukang ojek dan pemandu wisata lumpur Lapindo guna mempertahankan keberlangsungan hidup mereka.
Reportase mudik lebaran 2014 ini didukung oleh Toyota