Bisnis.com, SURABAYA -- Perguruan tinggi di Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba memperluas jaringan internasional dengan perguruan tinggi di Eropa.
Hal itu dilakukan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara ITS dengan Asean and European University Network (Asea-Uninet) di Innsbruck, Austria.
Sekretaris LPPM ITS Gamantyo Hendrantoro mengatakan tahap awal setelah penandatangan kerjasama tersebut, ITS akan menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi Asean-Eropa yang meliputi kerjasama bidang pendidikan hingga pertukaran dosen dan mahasiswa.
"Dengan kerjasama ini maka ada kesempatan bagi mahasiswa ITS untuk melakukan riset maupun pertukaran pelajar ke negara-negara Asean, bahkan ke Eropa juga semakin terbuka lebar," katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (21/7/2014).
Dia mengatakan biaya kerjasama nantinya akan didukung oleh dana Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
Adapun mitra kerjasama ITS nantinya meliputi TU Vienna dari Austria, Politecnico Di Milano yang tersohor di Italia, serta berbagai perguruan tinggi Eropa lainnya mulai dari Spanyol hingga Rusia.
Gamantyo menjelaskan Asean-Uninet merupakan sebuah konsorsium yang beranggotakan perguruan tinggi terkemuka di Asean dan Eropa.
ITS sudah bergabung dengan perkumpulan tersebut sejak 20 tahun, tetapi tahun ini baru dapat mengikuti plenary meeting (rapat pleno) atau pertemuan resmi seluruh anggota Asean-Uninet yang membahas berbagai rencana jalinan kerjasama.
Dalam rapat pleno tersebut juga akan dibahas kerjasama yang mencakup 12 bidang.
ITS dipercaya untuk memimpin koordinasi kerjasama dalam bidang Biomedical Engineering didampingi oleh Graz University of Technologi dari Austria.
ITS juga akan terlibat dalam pengelolaan bidang lain seperti teknik otomotif, sains material dan teknologi nano, serta energi.
Dia menambahkan rencananya juga akan membahas penetapan koordinator setiap negara dan regional untuk periode 18 bulan.
Sementara ITS pun ditunjuk sebagai wakil koordinator untuk Indonesia, mendampingi Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Tiga bulan setelah rapat pleno, setiap kelompok kerjasama masing-masing bidang akan mengumumkan topik kerjasama, bentuk kerjasama, serta sumber pendanaan," imbuh Gamantyo.