Bisnis.com, JAKARTA- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin dijadwalkan melakukan pemungutan suara tentang resolusi yang akan mengutuk jatuhnya pesawat penumpang Malaysia di Ukraina.
Resolusi itu juga akan menuntut mereka yang bertanggung jawab dalam kecelakaan agar diadili dan kelompok bersenjata jangan sampai membahayakan lokasi jatuhnya pesawat, seperti dikutip Antara, Minggu (21/7/2014).
Kendati Rusia terlibat dalam perundingan dengan dewan yang beranggotakan 15 negara itu menyangkut resolusi, belum jelas apakah negara tersebut akan mendukung versi akhir rancangan resolusi, kata para diplomat.
Resolusi itu dirancang oleh Australia, negara yang kehilangan 28 warganya dalam kecelakaan pesawat Malaysia di Ukraina.
Dalam langkah yang terlihat jelas diambil sebagai kompromi dengan Moskow, kata-kata soal kutukan diubah menjadi "jatuhnya" penerbangan Malaysia Airlines --yang membawa 298 orang-- dan bukan "penembakan hingga jatuhnya", demikian menurut rancangan akhir yang didapat Reuters.
Ukraina dan sekutu-sekutunya di Barat menuduh Moskow mengobarkan pemberontakan pro-Rusia hingga mengancam terpecahnya republik bekas Soviet berpenduduk 46 juta jiwa itu.
Rusia membantah pihaknya mengobarkan kerusuhan dan mengatakan upaya-upaya Ukraina untuk mengakhirinya dengan kekuatan justru membuat kondisi semakin buruk.
Moskow membantah memiliki keterlibatan apapun dalam penembakan pesawat Malaysia itu hingga jatuh dan menyalahkan militer Ukraina atas terjadinya insiden tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mendesak para pemberontak pro-Moskow di Ukraina Timur untuk mau bekerja sama. Ia juga menekankan bahwa penyelidikan internasional jangan sampai melangkahi prinsip-prinsip dalam mengambil kesimpulan.
Rancangan resolusi PBB "menuntut semua yang bertanggung jawab dalam kecelakaan ini untuk diadili dan semua negara bekerja sama secara penuh dalam upaya untuk menegakkan keadilan" dan menyeru "semua negara serta pihak-pihak terkait di kawasan untuk bekerja sama secara penuh dalam hal penyelidikan internasional terhadap insiden itu."
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dan Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans dijadwalkan hadir di Perserikatan Bangsa-Bangsa saat pemungutan suara terhadap resolusi itu dilakukan, kata para diplomat.
Dalam kecelakaan pesawat- sedang terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur, Belanda kehilangan 189 warganya.
Rancangan resolusi "menyatakan keprihatinan yang mendalam atas laporan tentang akses yang tidak cukup dan terbatas ke lokasi kecelakaan."
Resolusi "menuntut kelompok-kelompok bersenjata yang menguasai lokasi kecelakaan serta wilayah di sekitarnya untuk tidak melakukan aksi-aksi yang bisa membahayakan integritas lokasi kecelakaan dan segera memberikan akses yang aman, selamat, penuh dan tanpa halangan ke lokasi tersebut dan wilayah sekitarnya bagi para penyelidik yang tepat."
Para pengawasan internasional dari Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa pada Minggu mendatangi sebagian lokasi kecelakaan pesawat untuk ketiga kalinya.
Mereka mengatakan, Sabtu, pria-pria bersenjata menghentikan mereka untuk mendekati serpihan pesawat.
Rancangan resolusi juga "menekankan agar jenazah para korban diperlakukan dengan menjunjung harga diri, hormat dan profesional serta mendesak pihak-pihak terkait untuk memastikan hal itu segera dilakukan."