Bisnis.com, JAKARTA -- Jenis peluru kendali (rudal) apa sebenarnya yang telah menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17 yang terbang di ketinggian sekitar 10 kilometer (33.000 kaki) di atas wilayah Ukraina?
Pertanyaan kunci itulah yang harus dijawab terlebih dahulu oleh tim investigasi di lapangan. Dari jawaban itulah selanjutnya akan diketahui siapa penembak atau kelompok yang bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan 295 orang tersebut.
Sebuah sistem radar punya kemampuan memantau pergerakan rudal darat-udara (surface-to-air) dan menyusuri pergerakan benda tersebut hingga pesawat itu terkena tembakan dan jatuh, ujar pejabat senior AS Barbara Starr sebagaimana dikutip CNN.com, Jumat (18/7/2014).
Sedangkan sistem radar kedua adalah memantau dan mengendus pertanda panas pada saat pesawat tertembak.
Amerika Serikat saat ini tengah menganalisa jejak rudal tersebut sampai ke titik asal serangan, menurut pejabat tersebut.
Anton Gerashchenko, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, menyatakan dalam akun Facebook bahwa "teroris" telah menembak pesawat dengan menggunakan rudal darat-udara jenis Buk.
Seorang pejabat Ukraina juga menyatakan bahwa kelompok separatis telah menembak jatuh pesawat lain pada waktu bersamaan ketika pesawat Boeing 777 itu jatuh.
Namun, pertanyaannya adalah rudal apa yang membuat pesawat Malaysia itu jatuh?
Rudal "portabel" yang sering digunakan para pemberontak biasanya tak mampu menembak objek terbang dengan ketinggian 33.000 kaki, demikian menurut sejumlah pakar pertahanan.
Rudal jenis tersebut paling jauh hanya mampu menembak jatuh pesawat dengan ketinggian 15.000 kaki, ujar analis militer Rick Francona.
"Ini mengindikasikan bahwa rudal darat-udara atau rudal udara-udara sebagai penembak jatuh dan saya yakin sebuah rudal darat-udara yang sangat mungkin menembak pesawat tersebut,” ujarnya.
Sistem rudal Buk biasanya digunakan Rusia dan Ukraina dan telah dikembangkan semasa pemerintahan Uni Soviet, ujarnya.