Bisnis.com, LONDON—Melambatnya pertumbuhan upah di Inggris bakal menunda perdebatan kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
Pasalnya, upah merupakan komponen kunci untuk menaikkan suku bunga Bank of England (BOE) yang masih di level rendah.
Data pemerintah menunjukkan gaji, tidak termasuk bonus, hanya naik 0,7% pada kurun Maret-Mei tahun ini, laju terlemah sejak 2001. Padahal, pada saat yang sama, BOE menargetkan upah dapat tumbuh mendekati 2,5%.
Untuk komite kebijakan moneter, statistik itu mengindikasikan pemulihan pasar tenaga kerja belum merata. Akibatnya, suku bunga yang bertengger di posisi 0,5% masih dibutuhkan, setidaknya hingga 2015.
Apalagi, pertumbuhan upah yang melambat tidak mampu mengimbagi inflasi yang naik menjadi 1,9% pada Juni tahun ini.
“Pemulihan terhadap upah tenaga kerja masih berlangsung dan diperkirakan tidak akan mendekati 2,5% hingga akhir tahun ini,” kata Sam Hill, ekonom RBC Capital Markets di London, Kamis (17/7).
Menurutnya, ekspektasi kenaikan suku bunga BPE terlalu dini untuk dibicarakan di tengah kendurnya pasar tenaga kerja, bahkan lebih lemah dibandingkan perkiraan pada Mei tahun ini.
Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Gubernur BOE Mark Carney yang mengungkapkan pertumbuhan upah tenaga kerja cukup krusial untuk mendukung konsumsi domestik.
Seperti diketahui, angka pengangguran melorot ke level terendah selama 5,5 tahun yaitu 6,5% pada Maret-Mei 2014.
Sementara itu, survei yang dilansir oleh Institute of Directors menyebutkan membaiknya produktivitas, menurunnya angka pengangguran, dan prospek penaikan upah memacu 2/3 korporasi untuk menaikkan gaji pegawainya selama 12 bulan mendatang.
“Pertumbuhan upah terus melemah, tetapi itu hanya sementara jika angka pengangguran melorot secepat ini.
BOE tidak akan menaikkan suku bunganya, jika upah tidak terakselerasi signifikan,” tambah Rob Wood, ekonom Berenberg Bank di London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1664586373.jpg?w=348&h=261)
