Bisnis.com, MANADO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Manado menargetkan program revitalisasi daerah aliran sungai (DAS) Tondano rampung dalam 3 tahun.
Wali Kota Manado Vicky Lumentut mengatakan program itu tidak bisa berjalan sendiri tanpa melibatkan kabupaten lain yang juga dialiri DAS Tondano.
Sebagaimana diketahui, banjir yang menerjang Kota Manado pada awal tahun ini merupakan kiriman dari daerah hulu yang ada di Minahasa, Minahasa Utara, dan Tomohon.
“Paling tepat pemerintah provinsi lah yang mengambil langkah strategis dengan mengumpulkan semua pemerintah daerah untuk duduk satu meja membicarakan persoalan mengatasi banjir,” katanya, Selasa (15/7/2014).
Banjir bandang di Kota Manado merupakan bencana terparah dalam 14 tahun terakhir.
Bencana banjir dan tanah longsor tersebut telah mengakibatkan kerugian sekitar Rp1,8 triliun serta 19 orang tewas.
Pemkot Manado menyiapkan anggaran sebesar Rp16 miliar untuk pembebasan lahan sebagai kompensasi relokasi penduduk dalam rangka revitalisasi DAS Tondano tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Manado Ferry Siwi menuturkan dana tersebut dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Manado pada tahun ini.
“Dana tersebut untuk membayar kompensasi bagi pemilik lahan yang harus pindah dari tepian DAS Tondano sepanjang 2 km,” ujarnya.
Sesuai kesepakatan, DAS Tondano merupakan lokasi penyelenggaraan program Japan International Cooperation Agency (JICA).
Meskipun demikian, Pemkot Manado hanya menyediakan dana untuk pembebasan lahan sepanjang 7,2 km, urusan lainnya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulut dan JICA.
Sebagai informasi, revitalisasi DAS Tondano menggunakan dana bantuan JICA sebesar Rp700 miliar.
Untuk tahap pertama, dianggarkan sekitar Rp200 miliar dan dilanjutkan setelah tahap I selesai.