Bisnis.com, JAKARTA - Visi dan misi capres-cawapres kedua kandidat mau tidak mau menjadi bahan rujukan calon pemilih di Pilpres 9 Juli 2014 yang tinggal menghitung hari itu.
Kandidat Presiden nomor urut 1 yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, menurut pengamat politik Universitas Nasional, Alfan Alfian terletak pada tigal hal antara lain kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat dan menegakan martabat bangsa di mata dunia internasional.
“Mungkin bila ditambahkan lagi, Prabowo-Hatta akan menegakkan dan menjamin kepastian hukum,” katanya, Selasa (1/7/2014).
Bisa jadi, program yang kerap digembor-gemborkan menjelang pencoblosan akan berpengaruh besar bagi calon pemilih. Maka menjadi wajar jika rakyat harus paham dengan apa yang akan dilakukan pemerintah ke depan.
Lain halnya dengan persoalan ekonomi yang jadi salah satu fokus utama kedua Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Kedua kandidat seolah dipaksa harus menciptakan ‘rayuan gombal’ yang diselipkan melalui program ekonomi capres-cawapres tersebut.
Inilah yang dilakukan Prabowo-Hatta dengan menekankan program ekonomi nasional ke depan harus berjalan on the right track dengan mengedepankan kesejahteraan rakyat melalui penjagaan sumber daya alam.
“Yang saya baca dari Prabowo-Hatta adalah bagaimana kekayaan Indonesia tidak jatuh ke tangan asing dan sebisa mungkin rakyat tidak jadi gelandangan di negeri sendiri,” paparnya.
Gelagat dan langkah pasangan Prabowo-Hatta ke depan yang terus digaungkan salah satunya menyisir praktik-praktik korup dan ekonomi ilegal yang dianggap menyengsarakan rakyat selama ini. Sehingga, kata Alfan, potensi kekayaan yang bocor menjadi titik perhatian Prabowo-Hatta agar ke depan kebocoran itu tidak semakin menjadi-jadi.
Pakar politik LIPI, Indria Samego mengatakan program yang diusung pasangan Jokowi-JK lebih menekankan pada sisi kerakyatan yang jelas berbeda dengan apa yang diusung Prabowo-Hatta dan juga pemerintahan saat ini.
“Kalau program pemerintah sekarang dan juga dari kubu Prabowo-Hatta lebih memandang dengan cara makro,” kata Indria.
Masalahnya, kata dia, bagaimana kandidat yang memenangkan Pilpres 2014 bisa mengimplementasikan program-program yang telah disusun untuk membawa Indonesia lebih baik lagi itu.
Indria mengatakan para kontestan Pilpres 2014 itu harus bisa benar-benar membujuk rakyat agar memilih yang terbaik sesuai yang telah masing-masing tawarkan.
Bahkan, katanya, program yang diusung tersebut harus berdampak langsung pada rakyat sebagai pemilihnya kelak.
Dia menilai program yang ditawarkan Jokowi-JK lebih memihak terhadap bagaimana rakyat saat ini betul-betul membutuhkan sosok pemimpin yang pro terhadap masayarakat menengah ke bawah.
“Nantinya, rakyat kecil akan merasakan bagaimana apa yang dijanjikan Jokowi-JK jika menang merasa terlindungi. Artinya, pemerintah ke depan jangan lebih tertarik dengan ekonomi ala ‘supermarket’ tapi sebisa mungkin harus bisa pro terhadap perekonomian ‘warung tegal’,” katanya.