Bisnis.com, JAKARTA– Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap negosiasi harga jual gas dari Lapangan Tangguh dapat segera diwujudkan agar bisa mendukung lompatan penerimaan hingga 400%.
SBY mengatakan harga jual gas Tangguh sungguh diperlukan untuk keadilan. Indonesia, ujarnya, tidak ingin menjadi pihak yang merugi dalam negosiasi kontrak. Dia berharap negosiasi harga jual tersebut dapat dirampungkan pada tahun ini.
“Kalau itu bisa diwujudkan pada tahun ini, lompatan penerimaan total hingga akhir itu dapat naik hingga mencapai 400%,” ujarnya saat memimpin Rapat Kabinet Terbatas di Kantor Kepresidenan, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/6/2014).
Negosiasi harga jual gas Tangguh menjadi isu yang diangkat Presiden dalam Rapat Terbatas bersama para menteri di bidang perekonomian.
SBY menyebutkan harga jual gas Tangguh ke Tiongkok yang dimulai sejak 2002 sangat rendah dan tidak adil bagi Indonesia. Ketika kontrak dibuat pada 2002, ujarnya, harga jual gas Tangguh ditetapkan hanya US$2,7 per mmbtu.
Sejak itu, lanjutnya, pemerintah berupaya bernegosiasi dengan pihak China untuk melakukan penyesuaian harga. Hanya saja, lanjutnya, tidak mudah untuk mengubah kontrak yang sudah terlanjur disepakati.
“Dengan negosiasi yang alot, hanya naik beberapa. Oleh karena itu kita masih berjuang dengan Tiongkok,” ujar SBY.